BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Maraknya praktik suap saat penerimaan peserta didik baru di Kota Banjarmasin menjadi atensi khusus bagi Wali Kota HM Yamin HR menjelang masa penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2025/2026.
Bahkan atensi khusus itu kali ini dituangkan pada dokumen komitmen bersama dalam hal transparansi penerimaan peserta didik baru yang digelar dalam rangkaian Upacara Peringatan Hari Otonomi Daerah (Otda) ke-29, Jumat (25/4/2025), di halaman Balai Kota Banjarmasin.
Dalam momentum tersebut, dihadapan seluruh ASN, Wali Kota HM Yamin HR memyampaikan sejumlah pesan penting, ia menekankan pentingnya transparansi, inovasi, dan komitmen nyata dalam membangun daerah, bukan hanya mengikuti kegiatan rutin tahunan.
“Ini bukan cuma soal upacara, Hari Otda ini seharusnya jadi refleksi, apakah kita di daerah benar-benar memanfaatkan otonomi yang diberikan pusat untuk kemajuan daerah, atau cuma menjalankan rutinitas,” bebernya.
Dalam pidatonya yang mengutip sambutan Menteri Dalam Negeri, Yamin menegaskan bahwa sinergi antara pusat dan daerah adalah syarat mutlak untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045. Namun ia juga menambahkan pandangannya secara pribadi bahwa sinergi saja tidak cukup tanpa integritas dan akuntabilitas.
“Pemerintah pusat sudah memberi kelonggaran pada kami di daerah, tapi tanggung jawabnya juga besar. Kami harus punya inovasi, harus terbuka, dan jangan ada lagi keputusan yang hanya menguntungkan segelintir orang,” kata Yamin.
Termasuk dalam hal transparansi penerimaan peserta didik baru. Bukan tanpa alasan, maraknya praktik suap hingga pungutan liar yang acap kali terjadi di lingkungan pendidikan menjadi atensi khusus Wali Kota Banjarmasin.
“Jangan sampai lagi ada jalur-jalur belakang. Komitmen ini bukan formalitas. Ini tentang kepercayaan publik. Kalau penerimaan siswa saja sudah tidak adil, bagaimana kita mau mencetak pemimpin yang jujur,” tutupnya. (sfr/KPO-4)