Jakarta, Kalimantanpost.com – Pameran lukisan yang menampilkan empat pelukis asal Kalimantan Selatan yang berperan penting dalam dunia seni rupa daerah dan nasional yaitu Gusti Solihin, Dadang Udansyah, Melati Yusuf, dan Liza Arne Senduk, resmi dibuka Senin (26/05) di Anjungan Kalimantan Selatan, Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Acara pembukaan yang dilakukan oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, Hadeli Rosyaidi,M.Pd diharapkan akan menjadi penanda momen penting dalam upaya pelestarian dan promosi seni budaya Banua.
Mengusung tema “Kebangkitan Jiwa Dalam Karya Perupa Banua”, pameran yang menghadirkan puluhan karya unggulan 4 maestro perupa Kalsel ini menegaskan pentingnya pameran ini sebagai sarana pelestarian budaya dan pengembangan seni rupa daerah.
“Pameran ini bertujuan untuk mengangkat semangat dan identitas budaya Kalimantan Selatan melalui karya seni rupa yang sarat makna.
Tema ini merefleksikan kebangkitan kreativitas dan jiwa seni para perupa Banua yang terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman, tanpa kehilangan akar budaya lokal” jelas Hadeli dalam sambutannya.
Sebanyak tiga puluh karya dari 4 maestro asal Kalsel ini dipamerkan di pelataran Anjungan Kalsel TMII.
Pengunjung dan pecinta seni disajikan harmonisasi karya yang saling melengkapi.
Gusti Solichin misalnya,pelukis legendaris Kalsel yang pernah menajdi utusan Indonesia ke Pameran Bienal II di Sao Paulo Brazil pada tahun 1953 menampilkan karya yang memadukan unsur tradisional Banjar dan gaya modern.
Karyanya seolah menjadi jembatan antara tradisi dan kontemporer dengan garisan kuat yang menggambarkan kehidupan masyarakat Banjar dan keindahan alam Kalimantan Selatan.
Sementara pelukis dengan gaya ekspresionis yang kuat, Dadang Udansyah menggunakan aksentuasi guratan yang mengekspresikan tema sosial dan budaya, profil wajah serta isu kemanusiaan dan lingkungan yang relevan dengan masyarakat Kalimantan Selatan.
Pameran juga menghadirkan dua pelukis Perempuan asal Kalsel yaitu Melati Yusuf dan Lisa Arne Senduk yang berhasil mengundang perhatian pengunjung, berkat keberanian keduanya dalam memberikan sentuhan segar pada dunia seni rupa Kalimantan Selatan.
Meski mengusung konsep pemilihan warna dengan sentuhan teknik modern namun Melati Yusuf dan Lisa Arne Senduk tetap menjaga inspirasi budaya Banjar yang humanis dan personal seperti tradisi maayun anak dan Perempuan dilanting terapung.
Acara pembukaan berlangsung meriah dengan hadirnya pertunjukan seni tari tradisional dan kuliner khas Banua.
Bagi warga Banjar dan pecinta seni rupa, Pameran Lukisan “Kebangkitan Jiwa Dalam Karya Perupa Banua” akan berlangsung selama dua hari hingga 28 Mei 2025 mendatang.
Selain pameran lukisan, acara ini juga menampikan Pameran Foto yang “berceloteh” tentang keindahan alam Kalsel khususnya kawasan sekitar Geopark Meratus yang telah resmi diakui sebagai UNESCO Global Geopark. (Rfz/K-3)