BANJARBARU, Kalimantanpost.com – Rehabilitasi Jembatan Sei Ulin di Jalan A. Yani Km 31 Banjarbaru, sudah digarap. Jembatan sebelumnya bakal dibongkar total.
Diganti model jembatan baru.
Jembatan sebelumnya lebar 19,2 meter dan panjang 8 meter. Jembatan baru panjangnya menjadi 15 meter. Jembatan tersebut usianya cukup tua.
Sempat beberapa kali mengalami penanganan. Namun tidak menyeluruh. Hanya perbaikan sebagian. Pada pengerjaan terbaru jembatan direhabilitasi total.
“Jembatan panjangnya 15 meter lebar 19,12 terdiri 4 lajur dua arah,” jelas Anton Surviyanto, ST, MT, selaku PPK 2.1 dari Balai Besar Pelaksana Jalan dan Jembatan Kalimantan, Jumat (13/6).
Struktur jembatan akan menggunakan desain Voided Slab dengan 36 tiang pondasi. Selain memberikan kekuatan struktural yang lebih baik, desain ini juga dibuat tanpa tiang tengah sehingga dapat melancarkan aliran sungai di bawahnya.
Sebelumnya terdapat tiga struktur pada jembatan tersebut. Pertama kayu ulin, balok beton bertulang, dan terakhir box culvert. “Jembatan ini tidak hanya kuat, tetapi juga lebih ramah terhadap aliran sungai. Ini akan mencegah erosi atau penggerusan tanah. Sebelumnya struktur bangunan bawah sampah sering nyangkut karena banyaknya tiang,” tambah Anton.
Menurut Anton, jembatan yang dibangun sejak tahun 1979 itu sudah beberapa kali mengalami kerusakan. Kerusakan terakhir terjadi pada Mei 2024 lalu, ketika lantai jembatan berlubang akibat tergerus aliran air.
Setelah dilakukan inspeksi, ditemukan bahwa struktur lantai dasar jembatan masih menggunakan kayu ulin dan box culvert yang sebagian sudah tidak layak.
“Karena itu, kami memprioritaskan perbaikan jembatan ini agar lebih aman dan kokoh ke depan. Selain itu, jembatan struktur kayu tidak memenuhi standar beban untuk jalan nasional. Jembatan ini beberapa kali alami kerusakan. Tahun lalu terjadi kerusakan di lantai struktur kayu ulin, lalu dilakukan penanganan sementara,” jelas Anton.
Meski dalam kontrak proyek ini ditargetkan selesai hingga Desember 2025, pihak kontraktor berupaya mempercepat proses pengerjaan. Harapannya, jembatan sudah bisa digunakan sebelum acara Haul Abah Guru Sekumpul pada pertengahan Desember 2025.
“Target kami, selesai pada akhir November 2025. Kami memahami pentingnya momen haul yang selalu ramai dikunjungi jamaah,” tutup Anton.
Pihak pelaksana juga memastikan bahwa dampak terhadap aktivitas masyarakat di sekitar proyek telah diminimalisir.
Melalui koordinasi dengan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Provinsi Kalsel (di dalamnya ada Polda, Polres, BPJN, Dinas Perhubungan Prov, Dinas Perhubungan Banjarbaru, BPJN Kalsel, Dinas PU Provinsi, Dinas PUPR Kota Banjarbaru, sosialisasi kepada warga, pedagang, pemilik warung, serta klinik sekitar sudah dilakukan sejak awal.
Rambu-rambu dan spanduk telah dipasang di beberapa tempat untuk memudahkan pengguna jalan.
Bahkan, untuk mendukung kelancaran lalu lintas dan aktivitas ekonomi, telah dipasang rambu, spanduk, dan U-turn sementara guna memudahkan akses kendaraan yang sebelumnya terdampak oleh pengalihan arus lalu lintas.
Dini Sabrina Putri (20), salah satu penjaga toko di RA Store Banjarbaru, mengaku kondisi lalu lintas kini mulai membaik.
“Awalnya memang terdampak karena pengalihan arus, tapi setelah ada U-turn darurat, sekarang sudah agak lancar,” ujarnya.(mns/KPO-1)