Oleh : FITRI
Sebanyak 50 pemuda dari Kabupaten Tapin dan Hulu Sungai Selatan mengikuti Pelatihan Wirausaha Muda (Wiramuda) Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalsel di Banjarmasin pada tanggal 1 hingga 3 Juli 2025. Plt Kepala Dispora Kalsel menyampaikan pelatihan dirancang untuk memicu kepercayaan diri dan kompetensi pemuda dalam mengembangkan UMKM. Ia menekankan pentingnya kesiapan pemuda dalam membangun desa dan ekonomi daerah melalui potensi wirausaha dan kreativitas digital. Kegiatan ini juga mendukung peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP). Namun, sayangnya harapan tersebut tidak menjamin keberhasilan. Faktanya dari jutaan pemuda usia produktif yang berhasil dibina hingga mampu menjalankan usaha mandiri sangat kecil.
Dalam sistem demokrasi-sekuler hari ini, pemberdayaan pemuda hanya sebatas program formalitas. Pemerintah menghadirkan pelatihan-pelatihan terpisah, dan arah wirausaha pun lebih sering diarahkan pada sektor konsumtif. Tanpa arah ideologis yang jelas, pemberdayaan pemuda akan terjebak dalam kubangan pragmatisme dan materialisme.
Dalam sistem Islam, pemuda bukanlah komoditas ekonomi, tetapi ujung tombak dakwah dan pembangunan peradaban. Karena melalui tangan merekalah perdaban mulai diukir. Negara memfasilitasi akses teknologi, pelatihan, serta sarana produksi bagi pemuda, bukan untuk komersialisasi. Bukan untuk meningkatkan pendapatan negara melalui pajak dan semua berbasis pelayanan negara, bukan profit. Pemuda diberdayakan bukan sekadar agar bisa berdagang, tetapi juga memikul amanah perjuangan Islam. Negara menciptakan atmosfer intelektual dan ruhiyah yang tinggi.
Pelatihan wirausaha di Kalsel sejauh ini menunjukkan niat baik, tetapi belum menyentuh esensi pemberdayaan ideologis. Sistem hari ini hanya menyiapkan pemuda agar survive di tengah sistem kapitalisme yang rusak. Maka, jika sungguh kita ingin melihat pemuda Banua bangkit secara mandiri, bermartabat, dan penuh keberkahan, sudah saatnya kita menatap serius pada sistem Islam kaffah dalam naungan khilafah, sebagai satu-satunya sistem yang mampu memberdayakan pemuda secara hakiki. Sederhananya, tujuan kesuksesan bukanlah menjadi yang kaya namun meraih ridho Allah.