Banjarmasin, KP – Sektor usaha mikro, koperasi dan kecil (UMKM) di Kalsel mulai menggeliat pada saat pandemi Covid-19, dimana masyarakat mulai mengupayakan semua hal dari lokal.
“Sektor UMKM cukup menggeliat, saat masyarakat memilih produk lokal untuk memenuhi kebutuhannya,” kata Ketua Komisi II DPRD Kalsel, Imam Suprastowo kepada wartawan, kemarin, di Banjarmasin.
Misalnya, produk lokal tidak hanya pada bahan pokok, namun juga kebutuhan lainnya terkait alat pelindung diri (APD), yang tidak mengandalkan dari Pulau Jawa.
Misalnya, masker kini banyak produk buatan lokal, yang diproduksi penjahit yang ada di wilayah Kalsel, termasuk handsanitizer buatan lokal.
“Memang ada masker dari Jawa, namun produk lokal lebih diminati masyarakat,” ujar politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.
Hal ini jelas membantu penjahit yang ada di wilayah ini, yang kehilangan pelanggan, namun masih bisa memproduksi masker di rumah dan dapat penghasilan.
“Juga banyak masyarakat yang beralih profesi pada saat pandemi Covid-19, agar tidak terlalu terpuruk, dan menggantikan kehilangan penghasilan,” tambah Imam Suprastowo.
Hal yang sama untuk produk bahan makanan, yang selama ini masih mengandalkan produk dari Jawa, seperti halnya gula pasir, minyak goreng, bawang putih dan lainnya.
“Kalsel memiliki kebun kelapa sawit yang luas, namun tidak memiliki pabrik minyak goreng, sehingga ketergantungan produk dari luar, khususnya dari Pulau Jawa,” jelas politisi senior ini.
Ke depan, kondisi pandemi semacam ini diharapkan mampu menggeliatkan UMKM, agar bisa mengandalkan produk lokal untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga tidak terpengaruh kiriman dari luar Pulau.
“Pemerintah sudah menyiapkan dana stimulus, agar UMKM bisa berkembang, dan tidak terdampak Covid-19,” tegas Imam Suprastowo.
Imam Suprastowo mengakui, pandemi Covid-19 ini melemahkan semua sektor ekonomi, dan keberadaan UMKM diharapkan mampu bertahan dalam menghadapi kondisi yang kurang menguntungkan.
“Misalnya pada saat krisis ekonomi global beberapa tahun lalu, hanya UMKM yang mampu bertahan, mengingat usaha besar justru ‘tumbang’, karena banyak mengandalkan impor,” jelasnya.
Diharapkan, hal ini bisa terulang kembali, dimana UMKM mampu menggerakan perekonomian, terutama di Kalsel, mengingat komoditi andalan berupa hasil tambang, khususnya batubara kini menurun drastis. (lyn/KPO-1)