Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Detik-Detik Robohnya Rumah Siti Aminah, Sempat Tertindih dan Teriak Tolong

×

Detik-Detik Robohnya Rumah Siti Aminah, Sempat Tertindih dan Teriak Tolong

Sebarkan artikel ini
Hal 9 3 Klm Rumah Ambruk
RUMAH ABRUK- Inilah kondisi Rumah reot yang ditinggali Siti Aminah bersama keluarga kecilnya ambruk yang mengharapkan uluran tangan. (KP/Zakir)

Banjarmasin, KP – Dengan sisa-sisa kekuatan, Siti Aminah terlihat terpogoh-pogoh mengeluarkan harta benda yang tertindih dinding dan atap rumah kontrakannya.

Sesekali Ibu dua anak ini meneteskan air mata sembari mengangkat baju bersih miliknya dari lemari miliknya yang juga ikut tertimbun bangunan rumah.

Baca Koran

Tidak hanya Aminah, anak bungsunya, Aisyah pun sampai sesenggukan menangis melihat satu-satunya rumah tempat ia berlindung dari panasnya terik matahari dan dinginnya angin malam bersama ibu, kakak dan ayahnya yang menderita kebutaan.

Beruntung, Aminah, dibantu oleh anak lelakinya, Andre yang masih berusia 7 tahun.Itu pun tak banyak harta benda yang bisa selamatkan, hanya beberapa seperti pakaian dan peralatansehari-hari lainnya.

Musibah yang menimpa satu keluarga ini terjadi di RT. 11 Kelurahan Jahri Saleh, Kec. Banjarmasin Utara pada Minggu (01/08). Ibu dua orang itu menceritakan, awal mula rumahnya sampai ambruk. Bermula ketika terjadi hujan deras pada Minggu (01/08) lalu yang disertai angin kencang.

Pada saat itu, wanita berusia 25 tahun itu bersama anak bungsunya sedang rebahan di dalam rumah. Namun saat menjelang senja, dirinya merasakan rumahnya sudah mulai goyang dan akhirnya ambruk, hampir rata dengan tanah.

Alhasil, dirinya bersama dua orang anaknya pu tertimpa reruntuhan selama kurang lebih dua jam. Untungnya tak lama kejadian, warga sekitar datang untuk membantu mengeluarkan mereka dari rumah.

“Saat kejadian itu saya langsung teriak ‘mama toloooong’. Karena saya dan dua anak saya sempat tertindih. Kebetulan saat itu suami saya sedang di luar rumah. Lalu saya telepon Ibu saya,” ucap wanita yang sehari-harinya bekerja sebagai pengangkut sampah itu, saat dibincangi awak media, Senin (02/08) pagi.

Beruntungnya, ada warga sekitar yang mendengar teriakan Aminah, dan langsung memberi pertolongan untuk mengeluarkan Aminah dan anak bungsunya yang saat itu masih berada di bawah reruntuhan bangunan rumah.

Baca Juga :  Semarak Dies Natalis ke-22 BK ULM: Merayakan Warisan, Menanam Nilai, dan Mengabdi untuk Masyarakat

Di sisi lain. Rusdiana (55), orangtua Siti Aminah mengaku terkejut, saat mendengar anak dan dua orang cucunya tertindih reruntuhan. Dirinya yang tinggal di Manarap itu pun bergegas mendatangi anak dan cucunya, sesaat setelah mendengar kabar musibah tersebut.

“Saya tinggal di Manarap dibantu orang juga. Setelah dapat kabar, saya minta tolong tetangga untuk dipesankan ojek online. Syukurnya anak dan cucu saya masih bisa diselamatkan,” ungkapnya, sambil terisak tangis.

Akibat kejadian ini, mereka sekeluarga pun terpaksa numpang tidur di halaman sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) MIKA. Terang saja, rumah yang mereka diami berada di lingkungan sekolah tersebut.

“Habis kejadian itu kami numpang tidur di teras sekolah sementara. Untuk selanjutnya akan ikut saya tinggal di Manarap,” pungkasnya.

Karena sudah hampir rata dengan tanah, ia terpaksa membawa Siti Aminah bersama suami dan dua anaknya ke kediamannya di Manarap.

Sementara itu, Lurah Sungai , Jainuddin mengakui, bahwa warganya ini memang tergolong warga tidak mampu. Namun sayangnya, Ia tidak bisa memberikan bantuan bedah rumah lantaran bukan milik pribadi. Alias rumah sewa.

“Kita sudah koordinasi dengan Dinas Sosial untuk bantuan bedah rumah. Tapi tanah dan bangunabukan milik pribadi. Untuk bantuan lain sudah menerima, seperti jaminan kesehatan, dan Bantuan Langsung Tunai (BLT),” tuturnya, saat ditemui awak media.

Lantas bagaimana dengan nasib mereka pasca kejadian ini?

Ia mengaku, hanya bisa menyediakan rumah singgah yang berlokasi di jalan Lingkar Basirih untuk dijadikan sebagai tempat tinggal sementara.

Disinggung apakah tidak bisa menyewakan rumah sementara, Ia mengaku tidak memiliki anggaran untuk semua itu. Karena semua pendanaan ada di Kecamatan, berbeda halnya dengan desa yang memiliki dana tersendiri.

Baca Juga :  Banjarmasin Sebagai Kota Kedua di Indonesia Perdakan Fasilitasi Penyelenggaraan Mediasi

“Sudah disini sejak 2014. Kami minta untuk ke rumah singgah tapi yang bersangkutan keberatan. Karena pekerjaannya juga disini,” tutupnya. (Zak/K-3)

Iklan
Iklan