Banjarmasin, KP – Munas Forum Panti Sosial Asuhan Anak FORNAS Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Munas ke-2 yang dilaksanakan pada 7 hingga 9 Oktober 2022 bertempat di Hotel Best Western akhirnya secara aklamasi terpilih dr H Zairullah Ashar sebagai Presiden Anak Yatim Indonesia.
Munas tersebut selain dihadiri Ketua Penasehat Munas ke-2, dr HM Zairullah Azhar, yang juga Bupati Tanah Bumu juga berhadir Sekretaris Dirjen Rehsos Kemensos RI, Salahuddin Yahya, Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi, Ketua DPRD Provinsi Kalsel, H Supian HK, Staf Ahli Gubernur Kalsel, Hj Husnul Qhotimah dan Plt Ketua Fornas LKSA-PSAA, KH Muhammad Syakir serta 663 orang peserta se-Indonesia.
Kegiatan Munas ke-2 tersebut mengusung tema “Perubahan Paradigma Pengelolaan Organisasi Untuk Meningkatkan Pelayanan dan Pengasuhan”.
Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara Munas ke-2 Fornas PSAA-LKSA, Syaiful Islami disela kegiatan menyampaikan harapannya demi keberadaan anak-anak yatim, agar Panti Asuhan se-Indonesia mampu berdiri kokoh dan maju serta berkembang.
Sedangkan Ketua Penasehat Munas ke-2 Fornas PSAA-LKSA, Zairullah Azhar dikesempatan itu mengucap syukur bisa terselenggaranya munas kedua ini bahkan terlaksananya di Kalsel dan membanggakan bagi daerah ini.
Bupati Tanbu ini juga menukil singkat sejarah dirinya mulai mengasuh anak-anak yatim di tahun 1980 an dari puluhan anak hingga berkembang menjadi ribuan anak yatim, yang berasal dari penjuru Indonesia, antara lain Papua, Jawa, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga di bangunnya Istana AnakYatim di Batulicin, Tanbu.
Dari perjalanan itu hingga perkembangannya, Istana Anak Yatim telah berhasil menghantarkan pendidikan bagi anak-anak yatim dari jenjang lulusan S2 yang kuliah di dalam negeri hingga ke luar negeri, selanjutnya ada 44 anak yatim yang menempuh pendidikan S2, kemudian ratusan anak yatim telah selesai menempuh pendidikan S1 bahkan ada penghapal quran 30 juz dalam waktu tiga bulan.
Namun dikesempatan itu, bapaknya anak yatim ini juga prihatin bahwa di Indonesia ada sekitar 4 juta anak yatim, termasuk di Kalsel, yang jumlahnya sekitar 20 ribu anak yatim, tapi yang terakomodir hanya sekitar 12 ribu anak yatim.
“Terakomodir sekitar 12 ribu, dari sekitar 20 ribu anak yatim di Kalsel,” sebutnya.(Nau/KPO-1)