Banjarmasin, KP – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin menilai kondisi kualitas udara Kota Banjarmasin dalam beberapa terakhir masuk kondisi tidak sehat.
Walaupun pemantau kualitas udara ISPU (Indeks Standar Pemantau Udara) yang ditempatkan dekat kawasan Jembatan Merdeka selalu menunjukkan kualitas baik dengan warna hijau.
Namun, tetap saja mengkhawatirkan karena angka 2,5 atau material yang berukuran 2,5 mikron terus naik mulai dari hari minggu (27/08/2023) hingga selasa (29/08/2023).
“Beberapa hasil pemantauan ISPU seperti pm 2,5 sudah masuk dalam kategori sedang sehingga kualitas udara sudah masuk kategori tidak sehat” kata Sekretaris Dinas DLH, Wahyu Hardi Cahyono.
Tingginya kadar pm 2,5 ini lebih disebabkan kabut asap yang berasal dari kebakaran lahan yang terjadi di sekitar kota Banjarmasin.
Sementara, menurunnya kualitas udara di Kota Banjarmasin terlihat dari semakin meningkatnya kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas).
Berdasarkan data Laporan Puskesmas yang diterima Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin mengalami peningkatan pada bulan Juni mencapai total 3769 orang, dengan rincian ISPA Balita (0<5 th) sebanyak 1064 orang, ISPA anak hingga lansia (>9-60 th) sebanyak 2210 orang serta ISPA lansia (>60 th) sebanyak 495 orang.
Angka ini semakin meningkat di bulan Juli sebanyak 4351 orang, dengan rincian ISPA balita (0<5 th) sebanyak 1208, ISPA anak hingga lansia (>9-60 th) sebanyak 2494 orang serta ISPA lansia (>60 th) sebanyak 649 orang.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin, M Ramadhan mengatakan agar warga memakai masker sebagai langkah pencegahan jika kualitas udara menurun.
Selain itu, Ramadhan menyarankan untuk banyak minum air putih dan makan makanan bergizi.
“Intinya menjaga dan memperkuat imun tubuh agar terhindar dari dampak kabut asap dan kualitas udara yang buruk,” tutur Ramadhan. (mar/K-3)