Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

KABAR HOAKS

×

KABAR HOAKS

Sebarkan artikel ini
Ahdiat Gazali Rahman
H AHDIAT GAZALI RAHMAN

Oleh : H AHDIAT GAZALI RAHMAN

Kabar, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti berita atau informasi tentang suatu peristiwa atau keadaan. Bisa juga diartikan sebagai keterangan atau laporan mengenai sesuatu yang diketahui atau didengar. Menurut Islam, kabar adalah segala bentuk berita atau informasi yang disandarkan kepada Rasulullah SAW atau selainnya. Kabar mencakup hadis, sunnah, dan bahkan atsar, yang bisa berasal dari sahabat atau tabi’in. Sedangkan pengertian hoaks, menurut KBBI, diartikan sebagai berita yang bohong. Hoaks, yaitu informasi yang dibuat-buat atau direkayasa untuk menutupi informasi yang sebenarnya. Dengan kata lain, hoax diartikan sebagai upaya pemutarbalikan fakta menggunakan informasi yang seolah-olah meyakinkan akan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya. Jadi bisa disimpulkan kabar hoaks adalah kabar yang kebenaran sangat diragukan, atau yang bersumber dari yang tidak jelas, tak ada data dan fakta yang mendudukan kabar tersebut, bisa rekayasa atau bahkan sebuah fitnah untuk menjatuhkan seseorang, sekelompok orang, daerah, hingga Negara.

Baca Koran

Kabar hoaks adalah fenomena atau kejadian yang umum terjadi di masyarakat. Hoaks adalah suatu berita yang bertujuan untuk mengaburkan atau bahkan menutupi informasi yang sesungguhnya. Ini sangat berbahaya bagi kehidupan bermasyarakat, khususnya di Indonesia yang memiliki beragam budaya, suku, dan agama. Hoaks menyebar dengan luas karena perkembangan media sosial, seperti Facebook, WhatsApp, Twitter, dan lain sebagainya. Masyarakat zaman sekarang memiliki kebebasan tersendiri untuk menyampaikan, mencari, dan menerima informasi-informasi bahkan sampai lupa akan etika-etika dalam berkomunikasi.

Fenomena kabar hoaks yang melanda belakangan ini bukanlah hal yang baru, melainkan sudah ada sejak pada zaman Nabi Muhammad SAW, hal ini sebagaimana tercermin dalam Firman Allah SWT, “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu”. (Al Hujurut : 6)

Baca Juga :  Akar Masalah Dunia Pendidikan

Dari ayat tersebut, kita bisa mengambil pelajaran bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya selalu memeriksa kembali dengan teliti tentang berita-berita atau informasi yang didapatkan dari orang-orang fasik. Definisi dari orang fasik di sini adalah orang yang percaya kepada Allah SWT, tetapi tidak mengamalkan perintah-Nya, bahkan suka melakukan dosa. Salah satu contoh orang fasik adalah orang yang suka melakukan perbuatan dusta dan berbohong.

Penyebaran kabar hoaks biasanya diperparah dengan adanya sekelompok manusia di masyarakat yang suka bergosip dan menjadikan gosip sebagai komoditas perdagangan sehari-hari untuk mendapatkan keuntungan materi semata. Perilaku gosip, tanpa disadari, sudah menjadi bagian dari aktivitas masyarakat dan hal ini bisa menjadikan orang kecanduan untuk bergosip. Padahal, Islam telah mengingatkan kepada kaum muslimin untuk menghindari perbuatan gosip karena menyebarluaskan gosip itu ibarat memakan daging bangkai saudaranya sendiri. Hal ini sejalan dengan hadist Nabi Muhammad SAW, “Seorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang banyak melaknat, bukan orang yang keji, dan bukan pula orang yang kotor omongannya”. (Tirmidji).

Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Hujurut : 12).

Semoga kita semua ummat Islam umumnya dan para pembaca Kalimantan Post khususnya terlepas dari sikap senang membuat dan membaca kabar hoaks, yang disebarkan orang yang tidak bertanggungjawab, dan tidak memehami aturan dan hukum agama.

Iklan
Iklan