JAKARTA, Kalimantanpost.com – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menargetkan total 100.000 peserta Program Pemagangan Nasional Lulusan Perguruan Tinggi dapat terpenuhi melalui pelaksanaan Batch 3 yang segera dibuka menyusul selesainya seleksi Batch 2.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan anggaran untuk Magang Nasional tahun 2025 telah dialokasikan penuh bagi 100 ribu peserta dalam satu tahun, mencakup Batch 1, Batch 2, dan Batch 3.
“Anggarannya sudah disiapkan untuk 100 ribu peserta. Hasil Batch 2 ini baru sekitar 62 ribu, sehingga masih ada kuota yang kosong dan kita lanjutkan ke Batch ke-3,” kata Yassierli di Jakarta, Rabu (26/11/2025).
Ia menyebut pembukaan Magang Nasional Batch 3 melalui platform MagangHub akan ditargetkan berlangsung pada 15 Desember 2025, sementara perusahaan dan instansi pemerintah telah dapat mengajukan lowongan.
“Batch ke-3 kita harapkan bisa mulai (dibuka) tanggal 15 Desember 2025. Kita sudah mulai tahapan perusahaan untuk mengusulkan lowongan di tempat institusinya masing-masing,” ujarnya.
Hingga Batch 2, total hampir 80 ribu lulusan telah mengikuti program ini, terdiri atas sekitar 15 ribu peserta Batch 1 dan sekitar 62 ribu peserta Batch 2. Pemerintah menanggung uang saku setara upah minimum selama enam bulan masa magang.
Ia menambahkan antusiasme perusahaan dan lembaga pemerintah cukup tinggi dengan 4.669 perusahaan dan 47 kementerian/lembaga yang telah bergabung dan lebih dari 2.500 unit kerja yang menjadi lokasi pemagangan.
“Kami mengajak perusahaan yang belum ikut, termasuk yang lowongannya belum terpenuhi pada Batch 2, untuk kembali membuka kesempatan pada Batch 3,” ujarnya pula.
Program yang menjadi salah satu kebijakan prioritas Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto itu bertujuan menjembatani lulusan baru perguruan tinggi dengan kebutuhan nyata dunia usaha dan industri, sekaligus memperkuat kesiapan tenaga kerja muda Indonesia memasuki pasar kerja.
Yassierli kemudian menjelaskan bahwa distribusi peserta magang ditargetkan merata di berbagai wilayah Indonesia, tidak hanya terpusat di Jakarta dan kota besar lainnya.
Ia meminta para pencari magang mempertimbangkan peluang di daerah yang memiliki kebutuhan SDM tinggi namun peminat masih rendah. (Ant/KPO-3)














