Palangka Raya, KP – Bapak Slamet (70) petani aneka buah segar mengaku mengalami kerugian besar sebagai dampak kemarau yang hingga saat ini masih belum pulih.
Kepada KP di kebun buahnya ujunng Jalan Pasir Panjang, Kereng Bangkirai, Senin (15/10) mengakui penurunan produksi buah mencapai 60 persen jika dibandingkan musim hujan.
Dijelaskan ia mulai membuka kebun buah pada tahun 2013 sd sekarang, dilahan seluas 2 ha, yang ia tanami lengkeng, jambu kristal, jambu air madu dewi, matoa, naga, kedondong, pepaya dan lainnya.
Ada 12 jenis tanaman buah ia kembangkan, termasuk kepala yang mampu memperjakan 4 tenaga kerja, dengan digaji Rp 2,5 juta per bulan.
Kebun buah ia kelola dengan pola agrowisata, dengan tiket masuk rombongan hanya Rp 5.000 perorang. Pa Slamet kelahiran Tahun 1949 berasak daru Transmigrasi Pangkoh.
Mengapa ia beralih dari petani biasa menjadi petani buah di Kota Palangka Raya menurut dia, disana hasil luar biasa tapi kesulitan memasarkannya.
Dan memilih bertanam buah sebab hasilnya sangat prospektif, mudah menjualnya.
Namun selama kemarau produksi turun 60, buah kecil2, akibat debu.
Menjawab apa yang harus disikapi agar terhindar karhutla, ia menyarankan warga jangan melantarkan lahan, sebab akan banyak memicu semak belukar, mudah terbakar bila kemarau.
Bahkan ia minta kalau bisa ditanam aneka buah, seperti jambu kristal, dan buah naga sebab mudah perawatannya. Soal bibitnya pihaknya juga menyediakannya. (Kp/drt)