Palangka Raya, KP – Kalimantan Tengah (Kalteng) sebagai salah satu provinsi dengan wilayah terluas di Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati yang sebagian besar memiliki fungsi pengobatan.
Hal itu ditandai viralnya bajakah tahun lalu sebagai obat kanker adalah salah satunya. Menyikapi masih kekurangan bahan baku obat, sehingga 96 persen harus impor, tim Komisi IX DPR RI berkunjung ke Kalteng, Kamis (13/2).
Hutan di Kalteng memiliki kekayaan biodiversitas yang tinggi, termasuk di dalamnya terdapat tumbuhan hutan yang berkhasiat sebagai obat, terang Gubernur H Sugianto Sabran melalui Sekretaris Daerah (Sekda) H Fahrizal Fitri kepada Tim dan Ketua Komisi IX DPR-RI Felly Estelita Runtuwene. Terkait pengawasan atas fungsi, penindakan, intelejen, dan penyidikan dalam hal pengawasan obat dan makanan ini, selain kekayaan biodiversitas, etnis asli Suku Dayak yang menghuni wilayah Kalteng secara turun-temurun juga memiliki pengetahuan tradisional dalam hal pengobatan dengan memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan hutan yang ada di sekitar mereka, papar Sekda.
Pemaanfaatan tumbuhan hutan berkhasiat obat (THBO) ini sudah dilakukan masyarakat sejak masa lampau. Salah satu tumbuhan yang secara tradisional digunakan Suku Dayak di Kalteng untuk pengobatan itu adalah tumbuhan bajakah tunggal.
Bajakah tunggal telah dilakukannbpenelitian pendahuluan oleh sekelompok siswa-siswi SMA-2 Palangka Raya, tahun 2019, tumbuhan tersebut mendapat perhatian dunia medis karena mengandung zat penyembuh kanker.
Diakui perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait klasifikasi tanaman karena terdapat sekitar 200 jenis/spesies, maupun tanaman kasiat obat lainya yang sangat besar potensinya di wilayah Kalteng.
Saat ini pemerintah daerah telah mendapat dukungan dari balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) untuk melakukan penelitian identifikasi, uji sitotostik in vitro ekstrak dan uji fitokimia beberapa sampel tumbuhan bajakah. Proses penelitian itu telah berjalan hingga saat ini.
Kehadiran Ketua Komisi IX ini didampingi Staf ahli menteri kesehatan Dr Kuwat Sri Hudoyo MS, serta perwakilan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pusat Dra Rita Endang. Dan dihadiri Kepala BPTP Kalteng Dr Syamsudin MSc dan jajaran pemerintahan daerah lainnya. Selain melakukan diskusi dengan pejabat pemerintahan daerah Kalteng.
Tim melakukan kunjungan ke kekawasan terpadu pusat pengembangan obat tradisional Kalteng, galeri PLUT KUMKM Kalteng, dan tempat usaha obat tradisional M-4 Bersaudara milik Ny Kameliati. (drt/K-10)