Banjarmasin, KP – Guna memastikan kesiapan sekolah untuk menggelar sistem pembelajaran tatap muka, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin melakukan kunjungan atau visitasi ke masing-masing sekolah yang telah disiapkan.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Totok Agus Daryanto mengatakan, meskipun belum diketahui kepastian pelaksanaan sistem pembelajaran tatap muka tersebut dari Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Banjarmasin, Hermansyah. Pihaknya telah melakukan visitasi atau monitoring ke SMPN 7 Banjarmasin pada Senin (9/11) kemarin.
“SMPN 7 yang kita monitoring duluan. Yang lain kemungkinan tanggal 16 ke atas kita turun ke lapangan,” ungkapnya pada awak media melalui pesan singkat, Selasa (10/11) siang.
Ia berharap dalam tiga hari kedepan, pihaknya sudah dapatkan izin tentang pelaksanaan pembelajaran tatap muka tersebut.
Untuk diketahui, Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin menargetkan bisa merealisasikan rencana tersebut pada minggu kedua bulan November atau tepatnya tanggal 16 November 2020.
Sesuai polling persetujuan dari orang tua siswa yang dilakukan oleh Disdik. Pada awalnya hanya 4 sekolah jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang siap melaksanakan pembelajaran tatap muka tersebut. Yakni SMPN 7, SMPN 10, SMPN 12 dan SMPN 31.
Saat ini pihak sekolah pun diminta untuk mempersiapkan kurikulum dan pola masuk sekolah bergantian atau shift. Yakni dibagi menjadi tiga, dengan jumlah siswa hanya 30% dari kapasitas kelas.
Begitu juga fasilitas yang diminta untuk menerapkan protokol kesehatan selama berada di sekolah, yakni tempat cuci tangan.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 7 Banjarmasin, Kabul menjelaskan, siswa pada tiap rombongan belajar (rombel) akan dibagi menjadi tiga kelompok.
“Jumlah siswa dalam kelas hanya sekitar 30% dari kapasitas jad maksimalnya hanya 11 siswa,” jelasnya.
Ia memaparkan, karena siswa dibagi menjadi tiga kelompok, maka kelompok pertama masuk setiap hari Senin dan Kamis. Kemudian kelompok kedua masuk sekolah setiap Selasa dan Jumat. Sedangkan kelompok ketiga masuk setiap hari Rabu dan Sabtu.
Pembagian kelompok juga dilakukan bertahap, seperti kelas 9 A terlebih dahulu baru nanti kelas 9 B, dan seterusnya.
Ia juga menyebutkan bahwa dari 181 siswa yang terbagi dalam 20 kelas, yang akan mengikuti pembelajaran tatap muka secara bergantian dalam tiap sesi.
“Setiap kelompok hanya dua kali hadir ke sekolah dengan durasi 11 jam pelajaran per minggu. Sisanya belajar dari rumah,” tambahnya.
Adapun terkait dengan sarana dan prasaranan protokol kesehatan, Kabul mengaku akan melakukan cek suhu badan sebelum masuk sekolah.
Selain itu juga akan dilakukan pemeriksaan kelayakan masker, yang mana jika tidak standar akan diganti oleh pihak sekolah.
Kemudian tempat cuci tangan juga disiapkan lebih dari 30 titik. Bahkan jarak tempat duduk antar siswa telah diatur sedemikian rupa.
“Makanya setiap kelas maksimal hanya diisi 11 siswa saja dan kelas 7, 8 dan 9 masuk secara bersamaan meskipun kapasitas per kelas hanya sepertiganya,” tuturnya.
Terakhir Ia menyampaikan, bahwa juga ada rencana dilakukan rapid test kepada seluruh tenaga pengajar di SMPN 7 Banjarmasin.
“Dinas sudah meminta daftar seluruh guru dan staf. Infonya mau dilakukan rapid test,” tutupnya.
Kesiapan SMPN 7 Banjarmasin menggelar pembelajaran tatap muka juga berdasar persetujuan dari orang tua siswa, yang mengisi polling setuju atau tidaknya sistem tersebut.
Dari 662 formulir yang diisi, sebanyak 543 diantaranya menyatakan setuju untuk kembali tatap muka di sekolah setelah 8 bulan terakhir belajar dari rumah.(Zak/KPO-1)