Oleh : Wahyu Utami, S.Pd
Praktisi Pendidikan
Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri berhasil menggagalkan peredaran gelap narkoba jaringan Indonesia-Malaysia dengan menangkap 3 orang tersangka dan menyita 240 kg sabu, 200 ribu butir ekstasi dan 47.500 butir erimis/HS (Antaranews.com 23/12). Direktur Tindak pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Krisno H. Siregar mengatakan puluhan ribu narkoba berbagai jenis ini diduga hendak diedarkan di sejumlah kota besar di Indonesia menjelang Natal dan tahun baru.
Padahal narkoba sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kelemahan fisik, mental maupun intelektual. Narkoba memiliki efek langsung terhadap susunan syaraf pusat (otak). Hal tersebut bisa dilihat pada perubahan neuro-fisiologik pada pemakai dalam keadaan keracunan (overdosis) maupun dalam keadaan ketagihan. Selain itu penyalahgunaan narkoba juga berdampak pada sosial kemasyarakatan seperti tindak kekerasan, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain.
Meskipun demikian, Deputi Pemberantasan BNN RI, Drs. Arman Depari menyampaikan pandemi Covid-19 tidak menyurutkan upaya para bandar dan sindikatnya untuk mengedarkan narkoba di Indonesia. Belum terlihat ada penurunan bahkan meningkat.
Tentu kita merasa miris dan khawatir. Bagaimana gambaran generasi di masa yang akan datang? Padahal pada saat yang sama, budaya barat yang liberal dan sekuler juga terus menyerbu generasi muda. Oleh karena itu harus ada upaya serius untuk menghentikan hal ini agar tunas-tunas muda tidak layu atau bahkan mati sebelum berkembang.
Bekali Dengan Iman
Alloh memberi peringatan kepada kita agar memperhatikan anak-anak sebagaimana yang tercantum di dalam Al Qur’an, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh karena itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. (QS. An Nisa : 9)
Generasi yang ditanamkan pendidikan Islam sejak dini niscaya akan menjadi generasi yang mampu membentengi diri dari narkoba ataupun godaan duniawi lainnya. Oleh karena itu generasi muda harus dibekali dengan kekuatan iman, pemikiran dan jiwa Islam. Generasi yang seperti ini akan senantiasa mengikatkan pemikiran dan perilaku dengan standar Islam.
Generasi yang terbina dengan Islam akan senantiasa memahami bahwa apapun yang dilarang dan diharamkan oleh Allah maka pasti akan mendatangkan bahaya baginya dan wajib ia tinggalkan. Maka dengan mengetahui adanya larangan Nabi saw tentang penggunaan zat yang bisa melemahkan (muftirin), generasi muda yang terikat hukum Islam akan menjauhi narkoba. Ummu Salamah berkata, “Rasululloh SAW melarang setiap zat yang memabukkan dan melemahkan”.
Pembinaan generasi dengan Islam ini harus dilakukan sejak di dalam keluarga. Keluarga merupakan sekolah pertama dan utama bagi anak. Selain itu sekolah memegang kunci keberhasilan yang kedua di dalam proses pembinaan ini. Sistem pendidikan di sekolah harus memberikan bekal nilai keislaman yang cukup bagi anak.
Di dalam Islam, selain kekuatan iman, Islam juga menekankan pentingnya amar ma’ruf nahi mungkar. Masyarakat yang saling acuh dan tidak peduli akan semakin menyuburkan narkoba. Oleh karena itu amar ma’ruf nahi mungkar ini harus dilakukan secara menyeluruh baik di media massa, media sosial dan lain-lain sehingga akan terbentuk kesadaran umum.
Pilar yang terakhir dan paling utama adalah peran negara. Negara harus tegas memberikan hukuman yang setimpal kepada para pemakai, pengedar dan bandarnya. Bongkar hingga ke akar-akarnya sindikat pengedar narkoba bahkan hingga ke jaringan internasionalnya.
Begitulah cara Islam mewujudkan generasi anti narkoba. Butuh kesadaran dan usaha yang sungguh-sungguh dari berbagai pihak yaitu individu, keluarga, sekolah, masyarakat maupun negara.
