Pemko Banjarmasin melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata serius menata pedagang kaki lima di kawasan siring Piere Tendean agar tidak mengganggu kenyamanan pengunjung.
BANJARMASIN, KP – Pemko Banjarmasin serius ingin menata pedagang kaki lima (PKL) yang berada di kawasan wisata siring di Jalan Kapten Piere Tendean, Kota Banjarmasin.
Pasalnya, padatnya kawasan wisata andalan Kota Banjarmasin yang selalu ramai dikunjungi wisatawan setiap akhir pekan tersebut mulai bertambah sempit area siringnya akibat PKL yang sering mangkal di sana.
Karena itu, Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Banjarmasin melalui UPT Pariwisata, saat ini tengah menggarap aturan tentang penataan kawasan tersebut.
Kepala UPT Pariwisata Banjarmasin, Naziza mengatakan, aturan yang saat ini sedang dalam proses pematangan tersebut dibuat sebagai landasan hukum agar bisa mengatur kawasan siring.
“Aturan itu digarap, agar ada dasar hukum pelaksanaan di lapangan nanti,” ucapnya pada awak media melalui pesan singkat, Kamis (10/2) siang,
Sayangnya, Naziza masih belum menjelaskan aturan seperti apa yang dimaksudnya tersebut.
“Karena untuk detail aturan, masih dalam pembahasan. Sementara ini, belum bisa saya bagikan isinya,” ungkapnya.
“Saat ini sedang dikoordinasikan di dalam internal dinas dan juga dengan pihak-pihak dinas terkait lainnya,” lanjutnya.
Seperti diketahui, Disbudporapar Kota Banjarmasin sendiri sebenarnya masih belum mau membuka secara resmi kawasan objek wisata siring.
Bukan tanpa alasan. Keputusan itu sendiri diambil lantaran masih tingginya resiko penularan virus Corona di Ibukota Provinsi Kalisel.
Tidak hanya itu, bahkan operasional pedagang pasar terapung pun, kini juga belum diketahui kapan bakal kembali diadakan di situ.
Di samping karena belum adanya anggaran untuk membayar jasa pedagang, Disbudporapar Banjarmasin juga mengaku kesulitan untuk mengawasi pengunjung.
“Salah satu kendala, kawasan siring itu terbuka lebar. Tidak ada pembatas seperti pagar, sehingga pengendalian agak sulit karena orang bisa masuk dari mana saja,” ungkap Naziza.
Kendati demikian, Naziza mengklaim, ujicoba pembukaan kembali objek wisata Pasar Terapung di Siring Piere Tendean, di akhir tahun 2021 tadi, yang sempat dilakukan sekitar tiga pekan itu, diklaimnya lumayan sukses.
Saat itu, ujicoba yang dilaksanakan Disbudporapar berupa pembatasan pengunjung. Pengunjung yang hendak berwisata di siring, wajib menggunakan aplikasi peduli lindungi.
“Untuk Pasar Terapung Siring Piere Tendean pun saat ini masih menunggu arahan dan kebijakan dari pimpinan (wali kota),” lanjutnya.
Menyangkut penataan kawasan Siring Piere Tendean dari PKL, Naziza mengaku memiliki solusi yang ditawarkan kepada pedagang. “Insyaallah ada, akan kami carikan jalan terbaik. Saat ini masih kami koordinasikan dan rundingkan dengan pihak terkait,” ucapnya.
“Kalau sudah ada keputusan bersama dan disepakati, akan kami laksanakan nanti di lapangan. Cuma, mungkin masih perlu waktu untuk mempersiapkan hal-hal pendukungnya,” tambahnya, tanpa juga mau mengungkapkan terkait apa solusi yang ditawarkan, serta hal apa saja yang perlu disiapkan.
Sedangkan kapan segala aturan hingga persiapan yang diperlukan rampung, Naziza menginginkan hal itu bisa direalisasikan tahun ini. “Mohon doanya saja semoga cepat terealisasi,” pungkasnya. (kin/K-7)