Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Banjarmasin

Hanya Satu Laporan yang Masuk ke PUPR

×

Hanya Satu Laporan yang Masuk ke PUPR

Sebarkan artikel ini
Iklan

Banjarmasin, KP – Pengakuan warga yang mengatakan korban jatuh akibat curamnya turunan Jembatan Bromo, Kelurahan Mantuil Kecamatan Banjarmasin Selatan, sudah lebih dari sepuluh orang, rupanya tidak sampai ke telinga Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin.

Pasalnya, saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Jembatan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Dedi Hamdani, mengaku sudah mengetahui insiden yang terjadi.

Baca Koran

Namun jumlah laporan yang masuk hanya satu kali saja.Kendati demikian, Dedi mengatakan bahwa pihaknya akan segera mengevaluasi insiden yang terjadi di kawasan Jembatan Pulau Bromo itu.

“Minimal, meletakkan rambu peringatan. Agar pengedara bisa mengurangi kecepatan. Karena dari informasi yang kami terima, motor yang dikendarai tidak laik jalan. Remnya blong,” ucapnya saat dikonfirmasi, Senin (6/6) siang.

Lantas, apakah ada upaya lain di samping memasang rambu-rambu peringatan?

Terkait hal itu, Dedi mengaku ada. Dari segi konstruksi, pihaknya akan mengecek kekasaran beton turunan jembatan yang ada.

Menurutnya, kekasaran beton juga berhubungan dengan daya rekat pada roda kendaraan bermotor.

“Apakah lantai beton sudah aus atau sebagainya. Bila sudah aus, lapisannya akan kami perbaiki. Khususnya lapisan yang ada di turunan jembatan,” tambahnya.

Saat ditanya apakah memunginkan untuk menambahkan jalan untuk melandaikan turunan. Mengingat bila diperhatikan secara seksama, turunan jembatan itu juga tidak memiliki keleluasaan jalan. Bahkan, seusai turunan, langsung berupa jalanan yang menikung tajam.

Menanggapi hal itu, Dedi juga berjanji akan mengeceknya. Alasannya, apabila jalanan seusai turunan itu ditambah begitu saja, maka tidak menutup kemungkinan bisa menambah beban konstruksi jembatan.

Kemudian, hak tersebut secara otomatis, menurutnya memerlukan perhitungan ulang. Khususnya pada kemampuan jembatan.

Di sisi lain, Dedi kembali menekankan bahwa insiden yang terjadi di turunan Jembatan Pulau Bromo itu murni akibat rem blong. Itu menurutnya, bisa dilihat dari lantaran tak adanya bekas upaya pengereman di atas lapisan turunan beton.

Baca Juga :  Pemko Hampir Tuntaskan 20 Program Prioritas

Kendati demikian, ia tidak menampik bahwa turunan di Jembatan Pulau Bromo itu cukup sempit dan curam.

Untuk itu, kami mengimbau agar para pengguna jembatan memperhatikan keselamatan. Pastikan kendaraan laik, remnya tidak blong dan jangan ngebut,” pungkasnya. (Kin/K-3)

Iklan
Iklan