Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Kalteng

Ikan Segar Naik Picu Inflasi 0,93 Persen

×

Ikan Segar Naik Picu Inflasi 0,93 Persen

Sebarkan artikel ini

Palangka Raya, KP – Dalam rilis yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Kamis (2/6), pada bulan Mei 2022 lalu, berdasarkan dua kota acuan, Palangka Raya dan Sampit, terjadi inflasi sebesar 0,93 persen.

Menurut Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro inflasi sebesar itu dengan Indeks Harga Konsumen

Baca Koran

(IHK) sebesar 112,40. Dan dari 90 kota IHK, 87 kota mengalami inflasi sedangkan tiga kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 2,24 persen dengan IHK sebesar 116,00 dan terendah di Tangerang dan Gunungsitoli sebesar 0,05 persen dengan IHK Tangerang sebesar 109,73 dan Gunungsitoli 110,63 Untuk deflasi tertinggi tercatat di Kotamobagu sebesar 0,21 persen dengan IHK sebesar 111,25, sedangkan deflasi terendah tercatat di Merauke sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 109,92.

Dijelaskan, inflasi gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit pada Mei 2022 terjadi karena

adanya peningkatan indeks kelompok makanan, minuman dan tembakau (1,90 persen), kelompok rekreasi, olahraga dan budaya (1,87 persen), dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,66 persen).

Inflasi tahun kalender (Mei 2022 terhadap Desember 2021) untuk gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit tercatat sebesar 3,34 persen dan inflasi tahun ke tahun (Mei 2022 terhadap Mei 2021) sebesar 5,74 persen.

Adapun komoditas yang memberikan sumbangan inflasi pada Mei 2022 antara lain ikan segar mulai dari nila, ikan patin, ikan gabus, telepon seluler, minyak goreng, telur ayam ras, semen,

daging babi, bioskop, dan cabai rawit.

Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi pada Mei 2022 antara lain jeruk,

anggur, bawang putih, bumbu masak jadi, tas sekolah, apel, teh, pepaya, rimbang/tekokak, dan pembersih/penyegar.

Baca Juga :  Bapperida Jelaskan Penginputan Usulan Aplikasi E-Rakortek

Ditegaskan, inflasi tersebut cukup terkendali, meski seharusnya pasca liburan dan hari besar keagaamaan indek harga konsumen turun, tetapi nyatanya malah bertahan, bahkan cebderung naik. (drt/k-10)

Iklan
Iklan