Iklan
Iklan
Iklan
Banjarmasin

Minimnya Pendidikan Moral Jadi Penyebab Cinta Sejenis

×

Minimnya Pendidikan Moral Jadi Penyebab Cinta Sejenis

Sebarkan artikel ini
Reja Pahlevi, Dosen Prodi PPKn.

Banjarmasin, KP – Viralnya video syur sesama jenis alias homoseksual yang dilakukan salah satu mahasiswa di Banjarmasin juga disoroti oleh Akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Yakni Reja Pahlevi, Dosen yang mengajar di Program Studi (Prodi) PPKn di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ULM Banjarmasin itu menilai, bahwa fenomena penyimpangan sosial yang baru-baru ini viral di kalangan mahasiswa ini, tidak lepas dari adanya kesalahan dari pola pendidikan.

Android

Menurutnya, jika dilihat dari sisi pendidikan, sebenarnya pola didik yang sekarang dijalankan sudah memuat hal-hal yang membentuk seluruh peserta didik itu mempunyai akhlak, karakter, dan juga bermoral.

“Dalam kasus ini, tentu ada salah satu komponen pendidikan kita yang kurang maksimal pelaksanaannya,” ungkapnya saat dihubungi Kalimantan Post, Jumat (23/09) siang.

Bukan tanpa alasan, ia membeberkan selama ini masih banyak pola didik yang dipakai guru-guru di sekolah hanya mengarah ke teori dan penguatan pengetahuan saja.

Namun, pendidikan yang ke arah perbaikan moral, sikap dan juga karakter masih sangat minim pengimplementasiannya.

“Hal inilah yang terjadi dalam dunia pendidikan kita,” ungkapnya.

Ia menyebutkan, polandidil ke arah pendidikan karakter ini yang implementasinya masih minim ini terjadi lantaran para siswa susah banyak dimuati materi dan pengetahuan.

“Sehingga dunia pendidikan lupa akan hal yang paling penting. Bagaimana agar generasi muda itu mendapatkan sentuhan moralitas,” tekannya.

Lantas, bagaimana hal itu dapat dilakukan?

Terkait hal itu, Reja menegaskan, bahwa perilaku menyimpang tersebut bisa dicegah dengan adanya sinergitas dari berbagai lini.

“Tentu tidak bisa hanya tergantung dari dunia pendidikan. Mesti ada sinergitas antara lembaga pendidikan, keluarga, juga lingkungan,” imbuhnya.

Selain itu, Reja kembali menekankan bahwa pendidikan moral adalah tanggung jawab semua guru. Artinya, tidak sebagai orang yang mentransfer ilmu ke siswa atau mahasiswa. Tapi juga memberikan pendidikan moral.

Baca Juga:  Penanganan Kemiskinan Ekstrem Puluhan Warga Pandan Sari Terima BLT-DD

“Sejak duduk di sekolah dasar pun sudah harus diberikan. Teori boleh tapi harus ada pembentukan moral,” tekannya.

Selanjutnya, baik guru maupun orang tua juga harus harus mengawasi dan mengontrol pergaulan sang anak. Termasuk pertemanan.

“Pihak sekolah bisa melihat perkembangan siswanya. Atau sekolah bisa mengidentifikasi, apakah ada kecenderungan perilaku yang menyimpang atau tidak,” tutupnya. (Kin/K-3)

Iklan
Iklan