Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengemukakan program food estate di Kalteng tidak memiliki target kapan tuntasnya tetapi berproses lama atau jangka panjang.
PALANGKA RAYA, KP — Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengemukakan program food estate di Kalteng tidak memiliki target kapan tuntasnya tetapi berproses lama atau jangka panjang.
Hal itu ia sampaikan kepada tim media, saat kunker KE kawasan food estate didampingi Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng H. Edy Pratowo, Sabtu (26/1) dalam rangka percepatan tanam lahan ekstensifikasi Food Estate di Desa Bentuk Jaya A5 Dadahup, Kabupaten Kapuas.
Di sela-sela kunjungan ITU, Wagub mengatakan kedaulatan pangan harus dimulai dari swasembada pangan yang secara bertahap diikuti dengan peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara luas untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Upaya pencapaian swasembada dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu dengan peningkatan indeks pertanaman, provitas sawah-sawah eksisting dan penambahan luas baku lahan sawah. Peningkatan produksi padi melalui ekstensifikasi lahan sawah (perluasan sawah) di Kalimantan Tengah masih dimungkinkan karena potensi lahan yang sesuai untuk perluasan lahan sawah masih cukup luas.
Wagub Edy juga menjelaskan Pemprov. Kalteng menyambut baik dukungan Pemerintah pusat untuk menjadikan Provinsi Kalteng Lumbung Pangan Nasional melalui program Intensifikasi dan Ekstensifikasi Lahan.
Pada tahun 2020 yang lalu Kalteng telah menyelesaikan intensifikasi lahan seluas 30.000 Ha di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau. Pada tahun 2021 dilanjutkan dengan ekstensifikasi seluas 16.643 Ha dan intensifikasi seluas + 14.135 Ha.
Sedangkan di tahun 2022 ini dilaksanakan di Kabupaten Kapuas untuk kegiatan intensifikasi seluas 502 Ha dan kegiatan ektensifikasi seluas 1.175,63 Ha,” sebutnya.
Diungkapkan, perjalanan pengembangan Kawasan Food Estate di Kalteng bukanlah seperti membalik telapak tangan, perlu proses panjang untuk menjadikan kawasan ini menjadi lumbung pangan. “Untuk itu kami mengharapkan dukungan dari seluruh kementerian agar dapat bersama-sama mewujudkannya,” pungkasnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan lahan yang ada di Dadahup tersebut memiliki keasaman atau tingkat pH yang sangat rendah sehingga menyebabkan produktivitas padi yang tidak terlalu tinggi.
Masalah itu lagi benahi dan agenda tersebut harus tetap berlanjut, “kita tidak bisa melihat hasilnya dalam satu dua tahun ini, tetapi masa depan lah yang harus kita persiapkan untuk ketahanan pangan Indonesia,” ujarnya.
Ditegaskan lahan yang digunakan tidak termasuk dalam lahan rawa gambut yang dilindungi. “Lahan di sini debit airnya naik turun tergantung cuaca dan itu sangat dinamis sekali. Kita baru belajar satu dua tahun dan hasilnya cukup bagus” paparnya.
Oleh karena itu kita harapkan lahan ini “tidak hanya ditanam padi dan jagung saja, tetapi juga kelapa dan buah-buahan lainnya,” jelasnya.
Mentan mengungkapkan Food Estate ini bukanlah proyek yang memiliki target, tetapi budidaya yang berproses dalam jangka waktu yang lama.
dalam kegiatan tersebut dilaksanakan penanaman padi Varietas Inpari 32, dimana benihnya berasal dari penangkar lokal Kalteng sehingga sudah adaptif agroklimat rawa. Selain itu juga dilaksanakan peninjauan infrastruktur di area Kawasan Food Estate.
Turut hadir Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Ali Jamil, Dirjen Tanaman Pangan Suwandi, Dirjen Perkebunan Andy Nur Alamsyah, Danrem 102/pjg Brigjen TNI Yudianto Putrajaya, dan Kepala Dinas TPHP Kalteng Hj. Sunarti. (drt/k-10)