Konservasi Bekantan di Lahan Perusahaan Tambang
Banjarbaru, KP – PT Antang Gunung Meratus (AGM) telah menyiapkan lahan seluas 30 hektare di Lok Buntar, Tapin. Lahan yang digarap sejak 2017 itu sebagai kawasan konservasi satwa dilindungi, salah satunya bekantan.
Guna menunjang kehidupan bekantan, di kawasan tersebut ditanam pepohon yang menjadi makanan bekantan di antarnya pohon rambai.
Sebelumnya di kawasan konservasi tersebut terdapat 18 bekantan.
Kini bertambah 1 ekor setelah salah satu bekantan di sana melahirkan.
“Kami mengapresiasi PT AGM yang menyiapkan lahan dan bisa menampung bekantan satwa yang dilindungi. Jumlahnya 18 ekor dan 1 satu melahirkan. Alhamdulillah bekantan bisa berkembang biak meski bukan di habitat aslinya,” kata Ketua DPRD Kalsel, H Supian HK, Kamis (16/3).
Sementara itu, Kepala Teknik Tambang (KTT) PT. AGM, Imam Arifiyanto, menyebut pihaknya menyiapkan 30 hektare lahan untuk habitat bekantan lengkap dengan pakan alami.
Pohon rambai ditanam di sana, di mana buah rambai sebagai makanan utama bekantan.
“Alhamdulillah bekantan bisa tumbuh dan berkembang biak,” katanya.
Menurut Imam, kelahiran bekantan menjadi bukti kawasan Ekowisata yang dikelola PT AGM ini berhasil.
Hal tersebut dibuktikan dengan berlangsungnya ekosistem yang baik di kawasan vegetasi hutan rawa.
Sehingga menjadi rumah yang aman dan nyama bagi satwa endemik sekalipun.
Berbagai jenis fauna seperti monyet ekor panjang, hirangan (lutung), hingga sejumlah jenis burung juga bermukim di ekowisata tersebut.
“Tidak puas sampai di sini, ke depannya kami berharap kawasan Ekowisata Bekantan ini menjadi destinasi Wisata dengan minat khusus,” ujarnya.
Hal ini berkenaan dengan ciri khasnya yang menarik.
Baik itu dengan satwa maupun fauna yang dikembangkan, tapi juga sebagai wahana edukasi dan penelitian.
“Semoga ke depannya juga bisa berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar,” pungkas Imam. (mns/K-2)
