Rokok dan Beras Pemicu Inflasi Kalteng
Komoditas yang paling banyak andil dalam pembentukan inflasi adalah makanan, minuman dan tembakau, karena porsi konsumsinya adalah yang terbesar dari konsumsi masyarakat, salah satunya beras.
PALANGKA RAYA, KP — Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng Eko Marsoro menjelaskan bulan Pebuari 2023 Kalteng alami inflasi 0,10 persen, dibanding bulan sebelumnya yang lebih tinggi.
Kepada awak media, Rabu (1/3) pihaknya juga menjelaskan statistik Indeks Harga Konsumen; Nilai Tukar Petani; Jasa Akomodasi; Jasa Transportasi; Perdagangan Luar Negeri; serta Luas Panen dan Produksi Padi.
Eko Marsoro mengatakan perkembangan harga konsumen/inflasi gabungan di Kalteng pada bulan Februari 2023 yakni sebesar 0,10 persen (mtm). “Angka ini turun dibandingkan bulan Januari lalu yaitu 0,13 persen (mtm).
Komoditas yang paling banyak andil dalam pembentukan inflasi adalah makanan, minuman dan tembakau, karena porsi konsumsinya adalah yang terbesar dari konsumsi masyarakat, salah satunya beras.
Meski demikian menurut Eko, nilai tukar petani di Kalteng pada bulan Februari 2023 mengalami kenaikan 0,33 persen sebesar 119,32. “Nilai indeks harga yang diterima petani naik 0,68 persen, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) naik 0,62 persen, dan indeks harga yang dibayar petani naik 0,34 persen.
Dan untuk perkembangan jasa akomodasi di Kalteng pada bulan Januari 2023, terjadi penurunan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel non bintang sebanyak 0,60 persen menjadi 20,90 persen (yoy). “Sedangkan TPK hotel berbintang mengalami kenaikan 0,25 persen menjadi 43,45 persen (yoy).
Kepala BPS Eko mengungkapkan perkembangan jasa transportasi di Kalteng pada bulan Januari 2023 mengalami penurunan secara signifikan. “Untuk angkutan udara, jumlah penumpang turun 3,31 persen menjadi 96.279 orang, dan untuk angkutan laut jumlah penumpangnya turun 8,80 persen menjadi 31.194 orang.
Disebutkan bila dibandingkan dengan bulan Januari 2022, perkembangan perdagangan luar negeri di Kalteng pada bulan Januari tahun 2023, baik ekspor maupun impornya mengalami kenaikan drastis.
“Ekspor kita naik 175,91 persen dan impor kita naik 21,11 persen,” jelasnya.
Bagian akhir paparannya terkait luas panen dan produksi padi di Kalteng tahun 2022 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2021. “Luas panen kita di tahun 2022 sebesar 108,23 ribu hektar, turun 17,64 ribu hektar (14,02 persen) dibanding tahun 2021 seluas 125,87 ribu hektar.
Sementara, untuk produksi padinya di tahun 2022 sebesar 343,92 ribu ton, turun 37,27 ribu ton (9,78 persen) dibanding tahun 2021 sebanyak 381,19 ribu ton.
Pertemuan realase bulanan BPS itu juga hadir jajaran BPS Kalteng, perwakilan Perangkat Daerah Kalteng serta awak media. (drt/k-10)
