Oleh : Kayyisu Willyani
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Penggunaan media sosial telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan remaja saat ini. Hal ini disebabkan karena kemudahan akses dan berbagai fitur yang ditawarkan oleh media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan lain-lain. Sosial media memberikan banyak manfaat, seperti kemudahan berkomunikasi, berbagi informasi, dan terhubung dengan teman-teman.
Meskipun demikian, penggunaan media sosial juga membawa dampak negatif pada kesehatan mental remaja. Beberapa dampak negatif dari penggunaan sosial media pada kesehatan mental remaja adalah kecemasan, stres, depresi, kecanduan, dan satu lagi dampak negatif penggunaan sosial media pada kesehatan mental remaja adalah terjadinya perasaan tidak puas dengan diri sendiri.
Remaja sering membandingkan diri mereka dengan orang lain di media sosial yang seringkali menampilkan kehidupan yang glamor dan sempurna. Hal ini menyebabkan remaja merasa kurang baik dan tidak memadai.
Salah satu dampak negatif dari penggunaan sosial media pada kesehatan mental remaja adalah kecemasan. Remaja seringkali merasa cemas dan khawatir saat menggunakan media sosial, terutama ketika mereka melihat gambar atau postingan dari orang lain yang dianggap lebih baik atau lebih sukses dari mereka.
Hal ini bisa membuat remaja merasa tidak percaya diri, merasa tidak puas dengan diri sendiri, dan merasa kurang baik. Remaja dapat merasa tertekan dan cemas ketika melihat postingan orang lain tentang keberhasilan akademis, prestasi olahraga, atau prestasi sosial lainnya.
Selain itu, penggunaan media sosial juga dapat memicu kecemasan dan tekanan bila remaja seringkali dibandingkan dengan teman-teman mereka. Banyak remaja yang merasa perlu menunjukkan kesuksesan mereka di media sosial, seperti jumlah like atau followers, yang akhirnya bisa memicu kecemasan dan tekanan. Tak jarang remaja yang merasa tidak mampu bersaing dengan orang lain di media sosial menjadi terobsesi untuk mencapai kesuksesan.
Terkadang hal ini dapat menyebabkan remaja mengorbankan kesehatan mereka sendiri, baik secara fisik maupun mental. Kecemasan yang dirasakan remaja saat menggunakan media sosial dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka dan memicu masalah kesehatan mental yang lebih serius, seperti gangguan kecemasan atau depresi.
Remaja juga dapat merasa cemas ketika melihat berita atau informasi yang tidak menyenangkan di sosial media. Selain kecemasan, penggunaan sosial media yang berlebihan juga dapat menyebabkan stres pada remaja.
Remaja yang terlalu banyak menggunakan sosial media cenderung merasa tertekan karena merasa harus terus memperbarui konten atau mengikuti trend terbaru di sosial media. Selain itu, remaja yang menggunakan sosial media juga dapat merasa stres ketika mereka merasa tidak cukup populer atau tidak memiliki cukup like atau follower di sosial media.
Banyak remaja yang menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial dan melihat gambar dan cerita dari orang lain, baik teman-teman atau selebritas. Hal ini dapat memicu perasaan tidak puas dengan diri sendiri dan merasa kurang baik karena remaja sering membandingkan diri mereka dengan orang lain yang dianggap lebih sukses, cantik, atau bahkan lebih bahagia.
Dalam konteks ini, remaja dapat merasa seperti mereka tidak mencapai standar yang telah ditetapkan oleh media sosial atau masyarakat. Remaja juga dapat merasa tekanan sosial yang signifikan untuk mencapai penampilan fisik dan kinerja yang sempurna karena ekspektasi yang terus-menerus dipromosikan oleh media sosial.
Selain itu, remaja sering kali mengabaikan sisi negatif dari media sosial, seperti editing foto, filter, dan tampilan yang tidak realistis yang dapat membuat seseorang tampak lebih baik dari kenyataannya. Hal ini seringkali tidak diakui dan dianggap sebagai fakta yang tidak dapat diubah. Perasaan tidak puas dengan diri sendiri dan kurangnya rasa percaya diri dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja. Hal ini dapat menyebabkan gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan bahkan gangguan makan.
Remaja yang merasa tidak puas dengan diri sendiri dan selalu membandingkan diri dengan orang lain cenderung menjadi lebih kritis terhadap diri sendiri, merasa tidak berharga dan kurang mampu.
Untuk menghindari gangguan mental yang disebabkan oleh penggunaan media sosial, ada beberapa langkah yang dapat diambil.
Pertama, batasi waktu yang dihabiskan di media sosial dan pilih dengan bijak platform yang digunakan, pilihlah platform yang memberikan pengaruh positif dan tidak memicu perasaan negatif.
Kedua, buat batasan pribadi dalam penggunaan media sosial dan tetapkan waktu khusus untuk beristirahat atau beraktivitas offline misalnya, memutuskan untuk tidak membuka media sosial sebelum tidur atau setidaknya satu jam sebelum tidur.
Ketiga, pilih konten yang mendukung kesehatan mental dan hindari akun-akun yang dapat memicu perasaan negatif.
Keempat, jaga privasi dan keamanan online, serta hindari membandingkan hidup dengan orang lain di media sosial.
Kelima, fokus pada interaksi sosial di dunia nyata dan jaga keseimbangan hidup dengan kegiatan di luar media sosial, luangkan waktu untuk berinteraksi dengan orang-orang secara langsung, keluarga, dan teman-teman di dunia nyata.
Hindari menggantikan interaksi sosial nyata dengan interaksi semata-mata melalui media sosial. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, dapat menjaga kesejahteraan mental dan emosional.
Ingatlah bahwa setiap individu memiliki pengalaman yang unik, sehingga penting untuk menyesuaikan strategi sesuai dengan kebutuhan pribadi.
Jika masalah terus berlanjut, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental yang terlatih. Jaga keseimbangan dan kesadaran saat menggunakan media sosial, dan prioritaslah kesehatan mental.