Yogyakarta, KP – Candi Borobudur bukan saja dikenal oleh turis manca negara yang salah satui keajaiban dunia, ternyata membawa berlah
bagi warga sekitarnya, yang dikeliling bukit manoreh.
Salah satu dari perkebangan wisata candi tersebut berkembang UMKM, bulkan saja yang berada dikitar cabndi, tetapi sampai ke desa desa
yang terdapat dilingkungan bukit Manoreh dengan adaya safari oleh komunitas mobil VW Safari untuk mengiling desa desa yang ada di
sekitar bukit tersebut.
Hal ini di jajal pula oleh awak media yang tergabung dalam Media Gahtering Bank Kalsel, ketikka berada di Yogyakarta.
Kawan bulkit Manoreh tersebut berada di Kabupaten Magelamg Jawa Tengah, untuk menuju ke taman Candi Borobudur dari Yogyakarta ditempuh
sekitar 60 menit.
Bersafari dengan mobil VW Safari buatan tahun 1970 an tersebut memamg mengasyikan, melewati persawahan dan perkebunan warga desa dengan
jalan yang beraspal.
Berkembangnya UMKM di beberapa desa yang dilewati tersebut, karena bersafari tersebut bukan saja jalan jalan, tetapi pada obyek
tersebut rombongan singgah di usaha UMKM (usaha Mikro Kecil Menengah), salah satunya adalah pembuatan batik tulis. Di usaha pembuatan
batik ini para pengunjung bulan sekedar di sodori untuk membeli produknya, tetapi pengunjung juga diajari pembuatan batik secara
tradisionalo demgam menggunalan canting.
Begitu juga di desa lainya, rombongamn juga di berikan kesempatan untuk melihat dan merasakan pembuatan makan kecil berupa krupuk
rengginang dengan bahan dasarnya beras ketan. Karena keterbatasan waktu untuk melibhat dari dekat peternakan madu lebah terpaksa
dibatalkan.
15 Mobil VW yang melayani rombongan awak media ini, diawali di lapangan Randu Alas Desa Wisata Tuksongo waktu keberangkatamn di tandai
dengan penyalaan kembang api.
Yang istimewa dalam perjalanan ini, ternyata pihak Bank Kalsel bukan saja diikuti beberapa staf Bank Kalsel yang membawa rombongan,
juga turut serta Komisaris Utama Independen Bank Kalsel Hatmansyah, didampingi oleh Dirut Operasional Bank Kalsel Ahmad Fatrya Putra.
Salah seorang pengmudi VW Safari yang membawa awak media Noorasli mengatakan bahwa kendaraan yang membawa rombongan ini merupakan milik
para warga setempat.
“Jumlahnya dikisaran angka 400 buah, sementara saya sendiri hanya sebagai pengemudi kendaraan ini milik bos,’’katanya sambil
mengemudi.
Lebih jauh ia bercerita, dalam semingga pada hari hari biasa daapat giliran hanya dua kali keculai hari hari libur maupun week end.
Untuk biaya satu mobil per 2 jam di bandrol Rp400.000,- waktu ini cukup untuk mengelilingi bukit Manoreh.
“Kendala yang kami hadapi dengan mobil tua ini adalah masalah suku cadang yang sulit di dapat malah ada agar tetap bisa jalan suku
cadang terpaka dilakukan kanibal,’’katnya. (HG.Hidayatullah)