Penanganan Stunting Tak Cukup Dengan Asupan Gizi
Permasalahan stunting merupakan masalah serius yang kini dihadapi pemerintah yang kini tengah terus berusaha meningkatkan sumber daya manusia (SDM) kedepan
BANJARMASIN, KP – Wakil Ketua DPRD Banjarmasin Tugiatno berpendapat, pencegahan dan penanganan stunting tidak cukup dengan asupan gizi.
” Pemberian asupan makanan bergizi memang perlu, tapi lebih penting lagi adalah perubahan dan penguatan perilaku dari orang tua yang memiliki anak atau balita,” ujarnya.
Menurut Tugiatno, menguatkan kapasitas dan perilaku dimulai dari kesadaran terhadap pentingnya menjaga dan melindungi kesehatan keluarga.
Perilaku itu lanjutnya, seperti diantaranya membangun kesadaran keluarga untuk memberikan imunisasi dasar lengkap pada anak untuk mencegah penyakit-penyakit yang bisa mengganggu pertumbuhan balita atau anak.
“Kemudian, menguatkan kapasitas dan perilaku pada remaja untuk tidak melangsungkan pernikahan usia dini,” ujar pimpinan dewan dari PDIP ini.
Dikatakan,permasalahan stunting merupakan masalah serius yang kini dihadapi pemerintah yang kini tengah terus berusaha meningkatkan sumber daya manusia (SDM) kedepan. Masalahnya, karena prevalensi stunting di Indonesia masih di angka sekitar 27 persen.
Karena stunting cukup tinggi kata Tugiatno, Presiden RI Joko Widodo kemudian mencanangkan target penurunan stunting menjadi 14 persen hingga tahun 2024.
“Capaian ini juga ditargetkan oleh Walikota Banjarmasin Ibnu Sina,” kata Tugiatno.
Sebelumnya Wakil Walikota Banjarmasin H Arifin Noor mengatakan, pemantauan penanganan percepatan penurunan stunting dimaksudkan untuk mengoptimalkan realisasi di lapangan.
Kami melakukan intervensi bagaimana caranya mempercepat penuntasan kasus stunting di semua kelurahan-kelurahan, ujarnya saat memimpin rapat evaluasi penangan stunting bersama TPK kota Banjarmasin di balaikota, Senin (28/08/2023).
Arifin menuturkan, ada 22 lokasi fokus (lokus) atau 22 kelurahan yang menjadi sasaran penurunan angka stunting. Makanya melalui strategi dan pola yang direncakanan, perlu kembali dievaluasi sejauhmana penanganan angka stunting di kota ini.
Kami berharap dengan pola-pola yang disediakan serta bantuan DAK dan APBD dapat mengoptimalkan penurunan angka stunting ini hingga 14 persen pada 2024 mendatang.
Target penurunan stunting 21 persen tahun 2023, dan kami berharap kolaborasi di lapangan agar target nasional yakni 14 persen dapat tercapai, katanya.
Sementara, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPM) Banjarmasin, Helfiannor mengatakan, upaya pemerintah dalam memberantas stunting yakni memperkuat kolaborasi semua pihak seperti dinas kesehatan dan tim pendampingan stunting.
Ia menjelaskan, dari 22 lokasi fokus tersebut terdata sebanyak 835 anak yang terindikasi stunting. Masing-masing kelurahan ini sudah berjalan pengoptimalkan program, seperti distribusi makanan bergizi dan penanganan dasyat atau dapur sehat dalam mengubah perilaku dan memasak sehat.
Berdasarkan SK Walikota, 22 lokus yang menjadi sasaran penurunan stunting meliputi Kelurahan Mantuil, Kelayan Selatan, Kelayan Barat, Murung Raya, Tanjung Pagar, Pemurus Dalam, Kuripan, Sungai Bilu, Sungai Lulut, Pengambangan, Pekapuraj Raya, Telawang, Teluk Tiram, Basirih, Alalak Selatan, Sungai Jingah, Pangeran, Mawar, Natasan Besar, Kampung Gedang, Sungai Baru dan Pekapuran Laut.(nid/K-3)
