Abainya Negeri Muslim Atas Solusi Hakiki Konflik Palestina-Israel
Oleh : Nailah, ST
Pemerhati sosial politik
Perang Palestina-Israel terus berlanjut. Korban berjatuhan semakin banyak, terutama warga Palestina-Israel yang terus di bom bardir oleh israel. Banyak bangsa menyerukan penghentian perang dan mengecam Israel.
Menanggapi perkembangan situasi di Gaza, penggiat kemanusiaan asal Indonesia yang tinggal di Jalur Gaza, Abdillah Onim, dalam sebuah diskusi secara virtual pada Jumat (13/10) menjelaskan bagaimana Israel selalu melanggar hukum internasional dan berbagai perjanjian yang telah ditandatangani. Israel bahkan terus memperluas wilayahnya dan sekarang sudah menguasai lebih dari 80 persen wilayah itu. Israel, tambah Onim, terus membangun permukiman Yahudi di Tepi barat. (VOA Indonesia, 14-10-2023)
Sudah merupakan kewajiban untuk mengupayakan dan membebaskan Tanah yang Diberkati, sebagaimana Salahuddin dan Qutuz membebaskannya sebelumnya, serta untuk membebaskan orang-orang Palestina dari entitas Yahudi dan tragedi yang mereka derita setiap harinya.
Hak dan Batil
Kita lihat di sini ada satu persoalan besar bagi dunia muslim maupun dunia internasional. Sesungguhnya ini adalah persoalan menjaga konsistensi terhadap mana yang hak dan mana yang batil.
Sejak awal 2023 Israel terus menerus melakukan serangan terhadap warga Palestina, tetapi dunia internasional tidak pernah menunjukkan sikap objektif terhadap teror-teror yang dilakukan Israel.
Teror yang dilakukan oleh Israel sebegitu banyaknya tidak pernah dianggap sebagai teror yang lebih besar dan lebih mematikan dibandingkan apa yang hari ini dilakukan oleh Hamas.
Para penguasa dan pemimpin tentara di negeri-negeri muslim harusnya cemburu dengan Masjidil aqsa. Tempat suci kaum muslim yang harusnya djaga bersama oleh seluruh kaum Muslim di dunia, Sungguh ironi jumlah muslim yang banyak dan kekuatan yang besar namun apa yang membuat tak mampu menghadapi yahudi?
Masih Eksis
Sesungguhnya, entitas yahudi masih eksis adalah hilangnya keinginan politik umat Islam akibat adanya penguasa pengkhianat yang menginginkan entitas Yahudi tetap eksis melalui normalisasi, perjanjian damai, perlindungan internasional, serta kerja sama ekonomi melalui demarkasi perbatasan.
Padahal, umat Islam adalah umat yang agung dan memiliki kemampuan yang besar. Sementara itu, entitas Yahudi adalah entitas yang rapuh, terbukti dari segala yang terjadi di lorong-lorong Kota Nablus. Para pemudanya yang terisolasi (juga memiliki sedikit senjata dan amunisi) tetap mampu menghentikan entitas Yahudi dengan jari-jemari kaki mereka. Oleh karenanya, kepala staf, perdana menteri, para elite militernya, berpartisipasi mengantisipasi pertempuran malam itu. Lantas, bagaimana jika tentara umat Islam bergerak?
Belum ada komando
Tentunya, motivasi terbesar adalah yang lahir dari keimanan dan kecintaan terhadap Islam, Tanah yang Diberkati, perjalanan Rasul SAW juga karena kekayaan di dalamnya, lokasi strategis, dan tentara kuatnya. Hal ini sebagaimana diakui oleh militer global bahwa tentara Mesir adalah tentara terbesar kedua di Timur Tengah, tentara Saudi menempati posisi yang menonjol, dan tentara Turki merupakan salah satu tentara terkuat di dunia.
Umat Islam yang besar itu hari ini tidak bisa bersuara dan tidak bisa menampakkan kekuatannya karena belum adanya komando dari pemimpin muslim yang takut kepada Allah, yang berani menegakkan hukum-hukum syariat termasuk menegakkan hukum bagaimana memberikan solusi atas pendudukan yang dilakukan terhadap Palestina.
Kejadian Palestina ini bukanlah sebuah film; sehingga kita hanya perlu menunggu seperti apa akhirnya, apakah pahlawannya akan bertahan atau mati, dan apakah entitas Yahudi akan mundur atau pergi ke akhir.
Nyatanya, ini adalah pertempuran yang setiap detik terjadi pertumpahan darah dan setiap momen menjadi berharga bagi perjuangan Palestina saat ini dan di masa depan.
Solusi
Menyelesaikan krisis Palestina adalah dengan mengusir penjajah Israel karena problem Palestina adalah problem penjajahan, bahkan problem peradaban.
Peradaban global hari ini, mengajarkan mindset pragmatis, hanya memikirkan kepentingan negara sendiri, mementingkan kekayaan negara sendiri, dan keselamatan negara sendiri.
Peradaban hari ini, membiarkan kesewenang-wenangan terjadi karena mereka memang tidak menjadikan moralitas dan tidak menjadikan nilai-nilai kemanusiaan sebagai hal yang penting, yang penting adalah kepentingan nasional. Ini peradaban rusak. Celakanya ini diadopsi oleh pemimpin-pemimpin kaum muslim.
Kaum muslim harus merubah cara pandang sempit yang berorientasi materi dirubah menjadi cara pandang yang benar yang diajarkan Islam, berpihak kepada kaum muslim.
Oleh karenanya, negeri-negeri muslim hendaknya segera bergerak mengirimkan tentaranya untuk segera berangkat membantu mujahidin dan menyelamatkan rakyat Palestina, sekaligus melenyapkan entitas Yahudi untuk selamanya. Ini adalah tugas mereka terhadap saudara-saudara mereka dalam agama, sebagaimana Allah perintahkan dalam QS Al-Anfal ayat 72, ‘Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan.
Lalu kenapa kita masih abai atas solusi hakiki konflik Palestina-Israel ini? Kita semua berkewajiban menolong saudara kita dengan segera menegakkan sistem Islam kaffah ini sebagai bukti keimanan kita dengan segala aturan Allah sebagai al khaliq al muddabbir.
