Banjarmasin, KP – Ekonomi dan keuangan syariah memiliki potensi yang besar untuk berkembang di Indonesia, namun hal tersebut perlunya dukungan dan pemahaman di tengah masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Dr. Luqyan Tamanni, Head Of Bank Syariah Indonesia (BSI) Institute, saat menjadi pembicara Kuliah Tamu di Fakultas Studi Islam (FSI) Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Albanjari beberapa waktu lalu.
“Namun, ekonomi dan keuangan syariah juga menghadapi beberapa tantangan, seperti masih rendahnya literasi keuangan syariah di masyarakat, belum optimalnya infrastruktur pendukung, dan masih tingginya biaya transaksi,” katanya.
Dalam gelaran dengan tema “Ekonomi dan Keuangan Syariah: Perkembangan dan Isu Terkini”, Luqyan menyebut sangat diperlukan pemahaman di tengah masyarakat, sebab Bank Syariah adalah sebuah bank yang berasaskan pada syariat Islam dalam menjalankan bisnisnya. Dan bank syariah memiliki produk yang cukup berbeda dengan produk-produk dari bank konvensional.
Secara umum, keuntungan menabung di bank syariah adalah nasabah akan terjauhkan dari praktik riba. Hal ini karena digantikannya sistem bunga dengan sistem lain yang lebih sesuai dengan syariat Islam.
“Terlebih masyarakat indonesia memiliki penduduk muslim terbesar,” katanya.
Sementara, Dekan FSI UNISKA MAB, Akhmad Hulaifi, menyampaikan bahwa ekonomi dan keuangan syariah merupakan salah satu bidang studi yang memiliki potensi besar ke depannya. Mengingat perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia yang terus bertumbuh.
“Diharapkan melalui Kuliah Tamu tersebut, mahasiswa memperoleh pengetahuan dan wawasan yang lebih mendalam tentang ekonomi dan keuangan syariah. Selain itu mahasiswa dapat meningkatkan minat untuk mempelajari bidang ini lebih lanjut,” pungkasnya. (Fin/KPO-1)
