Oleh : ANDI NURDIN LAMUDIN
Bahwa segala yang ada di dalam kehidupan ini jelas sudah jika di mana pengkajian Tauhid adalah ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa. Dari air diciptakan segala kehidupan, maka jika di dalam kehidupan manusia, manusia banyak mengalami penyakit, yang juga sulit disembuhkan, maka tentu saja acuannya adalah harus lebih banyak mengkaji tentang “makna air kehidupan”.
Di dalam sebuah buku yang mengulas tentang “penyembuhan penyakit”, dijelaskan bagaimana mungkin lebih dari lima puluh tahun, peneliti kanker ortodoks menyibukkan diri dengan segala macam penelitian mengenai penyebab dan pengobatan kanker, namun tetap tidak memberi pilihan lain, kecuali pisau bedah, radium dan sinar X. Kemudian bagaimana mungkin kalau setelah artikel banyak dokter dimuat di British Medical Journal menyatakan bahwa hasil pengobatan radium telah meberikan hasil yang memuaskan, namun cara ini telah dipakai di seluruh negeri dan di Negara-negara lain. Bagaimana mungkin jika pengobatan efektif untuk kanker telah ditemukan oleh baik dokter berkualifikasi ataupun praktisi dari sekolah medis non ortodoks, pengobatan itu tidak diakui oleh Research Ring. Dimana yang tetap meminta kepada publik untuk menyumbangkan uang dalam upaya menemukan suatu pengobatan.
Bahwa sebenarnya di dalam kenyataan kehidupan ada sebuah “penyembuhan yang tidak melibatkan biaya mahal”. Ini yang sebenarnya banyak tidak disadari dan dipahami oleh mereka yang hanya mengandalkan bidang kedokteran tertentu, yang bisa menghasilkan uang karena memang sekolahnya masih menyita banyak dana pelajar yang mengejarkanya. Karena banyak hal yang masih kontradiksi di dalam maksud penyembuhan dengan cara seperti mengeksploitasi penghasilan pasien di dalam mencari pengobatan tersebut. Seperti tanda-tanda : 1). Penyiksaan hewan untuk percobaan dan untuk penciptaan jenis serum atau vaksin baru; 2). Bisa menciptakan rasa takut dalam pemikiran publik dengan sarana iklan; 3). Adanya komersialisme dan benturan kepentingan yang tidak mendorong pada kemajuan penyembuhan; 4). Dimana kurangnya semangat dari serikat buruh untuk menyatakan bahwa pasien adalah tanggung jawab dokter, bukannya sebaliknya. Namun bahwa sebenarnya “alam menyediakan” cara penyembuhan pada hidup dan kehidupan.
Ketika manusia itu lahir ke muka bumi, semua fasilitas tentang apa dan bagaimana dirinya serta alat penyembuhan atau alat bantu tentang suatu cara untuk mencapai keinginan manusia itu telah tersedia. Namun bagi mereka yang belum mengalaminya tentunya tidak akan mendukung pernyataan tersebut. Mereka yang berpengalaman tentunya akan melihat jika pengalaman manusia di masa yang lalu adalah merupakan pedoman bagi kehidupan saat ini. Itulah makna lain daripada “barang siapa mengenal dirinya sendiri, niscaya akan mengenal Tuhannya”. Coba saja lihat Al-Qur’an dalam surat jin atau surat ke-72. Pada ayat 1 dijelaskan bahwa, “Katakanlah (Ya Muhammad), telah diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya serombongan diantara jin telah mendengar, lalu mereka berkata, “Sesungguhnya kami telah mendengar Qur’an yang ajaib”. Kemudian pada ayat 16, “Dan sesungguhnya kalau mereka (manusia dan jin) berlaku lurus di atas jalan,niscaya Kami turunkan kepada mereka air kehidupan yang tiada putus”. Dimanakah letaknya dalam tubuh kita?