Kedepannya, Kota Banjarmasin dapat dikenal lebih didunia sebagai kota seribu sungai dengan mengikuti pameran di Amerika Serikat pada tahun mendatang.
BANJARMASIN, KP – Penyelenggaraan JKPI (Jaringan Kota Pusaka Indonesia) Expo di Kawasan Siring Menara Pandang menandai dimulainya rangkaian Konggres VI JKPI di Kota Banjarmasin.
Sebanyak 13 stand peserta mengikuti JKPI Expo dari total 33 peserta yang mengkonfirmasi hadir.
Sekretaris Disbudporapar Kota Banjarmasin, Fitriyah mengatakan Expo JKPI untuk menampilkan budaya serta warisan pusaka yang dimiliki oleh berbagai kota dan Kabupaten di Indonesia.
“Acara ini menjadi ruang penting untuk memperkenalkan, mengapresiasi dan mempromosikan beragam bentuk budaya, sejarah serta dan warisan lokal yang menjadi identitas unik masing-masing kabupaten Kota kata Fitriyah.
Sementara, Wakil Walikota Banjarmasin, Ariffin Noor mengatakan momen JKPI sebagai upaya menampilkan budaya kuno di Kota Banjarmasin.
Kedepannya, Kota Banjarmasin dapat dikenal lebih didunia sebagai kota seribu sungai dengan mengikuti pameran di Amerika Serikat pada tahun mendatang.
“Kita akan lebih menonjolkan budaya 1000 sungai, budaya kita untuk transportasi, perdagangan hingga silahturahmi antar warga bantaran sungai, mudah-mudahan kita bisa menjaga kedalaman sungai sebagai tadah hujan, jalur transportasi dan tempat wisata” sebut Arifin Noor.
Sementara, Salah satu peserta JKPI Expo dari Dekranasda Kota Banjarmasin, Muhammad Hussain datang jauh dari Kabupaten Hulu Sungai Utara untuk memperkenalkan Kain Sarigading.
Pemilik rumah kreatif Ikat Hayak ini membawa alat tenun bukan mesin dan pemintal benang dari desa hayak Hulu Sungai Utara ke Kota Banjarmasin.
Sejak tahun 2022 lalu, lelaki ini merubah motif di dalam tenunan agar bisa dipakai orang kebanyakan dan bukannya kaum Bangsawan di Hulu Sungai Utara.
Dirinya merasa terpanggil untuk melestarikan satu-satunya tenun ikat di Kalimantan Selatan agar tidak punah dan digemari anak muda.
Untuk membuat satu lembar kain tenun sepanjang 2,5 meter memerlukan waktu 1 hari kalau lagi bersemangat menenun dan sekitar 1 minggu kalau banyak pesanan dan merasa kerepotan.
“Saya ingin mengenalkan kain Sarigading Modern dan Kain Sarigading Bapintalan, kalo biasanya motif ini khusus untuk kaum bangsawan namun saya membuatnya dengan motif tertentu sehingga dapat dipakai masyarakat umum” kata Muhammad Hussain.
“Harapannya kain ini lebih dikenal generasi muda sehingga dapat melestarikan kain Sarigading di masa mendatang” tutup Muhammad Hussain. (mar/K-3)