Banjarmasin, KP – Polda Kalsel melakukan upaya pencegahan paham radikalisme di masyarakat, yang dilakukan bekerja sama dengan pengurus Masjid Muhammadiyah Istiqamah Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
“Karena intoleran adalah awal terbentuknya radikalisme, lalu ekstrimisme dan terakhir dalam bentuk aksi terorisme,” kata Direktorat Intelkam Polda Kalsel, Iptu Agus Murti pada kegiatan pengajian di Masjid Muhammadiyah Istiqamah, dengan tema “Meningkatkan Kewaspadaan Dini dari Bahaya Intoleran, Radikalisme dan Terorisme”, belum lama ini.
Agus Murti mengungkapkan, aksi kelompok radikalisme saat ini telah merambah sekolah, perguruan tinggi, pesantren dan masjid.
“Namun ada faktor lain memicu terjadinya intoleransi dan radikalisme ataupun dalam membentuk seseorang menjadi radikal, yaitu faktor psikologis,” jelasnya.
Baginya, intoleransi, radikalisme dan terorisme merupakan musuh bangsa Indonesia, karena tidak sesuai dengan ideologi dan konsensus dasar negara.
“Kejahatan teroris merupakan kejahatan luar biasa dan kejahatan transnasional oleh karena itu setiap negara perlu mengantisipasinya sedini mungkin,” tegasnya.
Sementara itu, penceramah Ustadz Lutfi Aziman Lc mengatakan, Islam mengajaran kasih sayang dan cinta damai.
“Jihad dengan cara menghancurkan, membunuh adlh tidak dibenarkan dalam Islam karena Islam mengajarkan kedamaian bukan kekerasan,” kata Ustadz dari Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).
Jadi, pesannya, jika orang memiliki pandangan bahwa membunuh umat muslim halal dan negara adalah kafir. “Maka orang ini sudah memiliki paham yang salah,” ujarnya. (lyn/K-4)