Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Banjarmasin

Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Dispersip Kalsel dan Banjar Gelar Pelatihan Arguci

×

Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Dispersip Kalsel dan Banjar Gelar Pelatihan Arguci

Sebarkan artikel ini
Hal 9 3 Klm Pelatihan Arguci
PELATIHAN ARGUCI - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali melaksanakan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial di Kabupaten Banjar. (KP/Istimewa)
Iklan

Banjarmasin, KP – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali melaksanakan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial di Kabupaten Banjar.

Tema pada kegiatan ini disesuaikan dengan potensi wilayah pelaksana kegiatan, kali ini mengangkat tema Pelatihan sulam Arguci Budaya Terjaga Masyarakat Sejahtera di Kabupaten Banjar.

Baca Koran

Acara ini dibuka langsung oleh Kabid Pelayanan dan Pembinaan Perpustakaan Dispersip Prov. Kalsel Bapak Wildan Ahyar, SE, M.Si pada sambutannya beliau mengatakan bahwa pelatihan ini adalah kegiatan Pengembangan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang kedua dari lima kegiatan di Tahun 2023 yang pelaksanaannya memang ditempatkan di Kabupaten/kota di Prov.Kalsel ujar Wildan

Wildan pada sambutanya mengatakan ini adalah bagian dari Kolaborasi kegiatan dalam Penguatan sinergi mencapai suatu tujuan bersama untuk mencerdaskan dan mensejahterakan masyarakat Ujar Wildan.

Noor Aida, Sos, MM Kepala Bidang Perpustakaan Dispersip Kab. Banjar mengucapkan terimakasih sudah diberi kepercayaan untuk melaksanakan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial ini, pada kesempatan tersebut Bu Ida Sapaan akrab Kabid Perpustakaan Dispersip Kab. Banjar menyampaikan kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta yang berasal dari PKK Kabupaten, PKK Kecamatan, Ikatan Adhyaksa Dharmakarini (IAD) Kabupaten Banjar, serta para pengelolaan perpustakaan desa di Kab. Banjar

Ibu Yuliati Narasumber pada acara ini merupakan seorang Pengrajin Sulam Arguci dari Pasayangan Kab Banjar yang juga merupakan Binaan dari Disperindag Kab. Banjar, pada saat memaparkan materi Bu Yuli menjelaskan tentang apa itu arguci.

Sulam Arguci merupakan salah satu kerajinan tangan bahari (tua/lama) khas Banua Banjar yang telah popular sejak ratusan tahun silam.

Menurut kisah dalam budaya tutur masyarakat Banjar yang secara turun-temurun terus dijaga, konon arguci merupakan simbol kemewahan pembesar kesultanan Banjar dan para pagustian (bangsawan/keluarga kerajaan), ujar Yuli

Baca Juga :  Dinsos Gelar Sidang Itsbat Nikah Warga Banjarmasin

Yuli juga menambahkan bahwa pada kejayaan kesultanan Banjar, keindahan Sulam Arguci yang rata-rata dikerjakan oleh anak perempuan dan ibu-ibu rumah tangga ini telah menghias baju-baju kebesaran yang dipakai oleh raja-raja Banjar. Selain juga mempercantik dinding-dinding istana, bahkan sampai ranjang para sultan juga tidak luput dari sentuhan arguci dengan motif beragam yang umumnya mempunyai pakem yang melekat, tandas Yuli

Setelah menyampaikan materi singkat tentang arguci Yuli langsung membagi peserta menjadi 5 Kelompok yang beranggotakan 10 peserta, masing-masing peserta dipersilahkan membuat pola kedaerahan seperti Pola Rumah Banjar Bubungan Tinggi, Tulisan Allah Muhammad, dan Pola batu permata (Intan) serta pola lain yang diinginkan peserta.

Melihat hasil sulaman arguci yang sangat indah ini yang berhasil di buat oleh peserta pelatihan, membuat Bunda Nunung Panggilan Akrab Kepala Dispersip Kalsel, Bunda sangat bangga dengan hasil teman-teman peserta pelatihan hari ini, semoga keterampilan yang didapat pada hari ini bermanfaat untuk para peserta yang dapat meningkatkan perekonomian keluarga.

“Ini salah satu maksud tranformasi. Perpustakaan tidak hanya tempat membaca dan meminjam buku, namun juga untuk mengembangkan keterampilan untuk menunjang kesejahteraan,” jelas Bunda Nunung.

Program tersebut berasal dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, yang bertujuan memperkuat peran perpustakaan umum dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga kemampuan literasi menguat, yang berujung pada peningkatan kreativitas masyarakat tandas Bunda Nunung. (nau/K-3)

Iklan
Iklan