PALANGKA RAYA, Kalimantanpost.com – Hujan sempat mengguyur Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah dengan intesitas sedang pada Minggu (8/10/2023) malam. Namun, kenyataannya aroma bau asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tercium menyengat.
“Kami bersyukur walau hujan turun dengan intesitas sedang, setidaknya mengurangi dampak kabut asap karhutla dan debu-debu jalanan hilang,” kata warga Jalan RTA Milono, Kecamatan Jekan Raya, Kelurahan Menteng, Lita di Palangka Raya.
Ia mengatakan, hujan yang turun sekitar pukul 21.30 Wib dan berhenti sekitar 23.43 Wib, menyisakan aroma bau asap menyengat.
Baca juga: Bau kabut asap karhutla terasa menyengat di Palangka Raya saat pagi hari
“Dengan turunnya hujan ini, semoga saja permasalahan kabut asap karhutla serta debu-debu jalanan bisa segera hilang,” kata ibu tiga orang anak itu.
Warga lainnya, Septia megatakan, walau bau asap akibat karhutla menyengat, setidaknya di “Kota Cantik” Palangka Raya ada turun hujan, walau hanya beberapa jam saja.
“Kita ketahui di Kota Palangka Raya saat ini dilanda kemarau panjang, ditambah lagi dengan kabut asap akibat karhutla. Hal ini sudah cukup mengganggu pernapasan dan aktivitas di luar rumah, terutama anak peserta didik kita,” katanya.
Selain mengganggu pernapasan dan aktivitas di luar rumah, kabut asap juga sudah mengganggu proses belajar mengajar bagi peserta didik kita baik dari tingkat TK/PAUD, SD dan SMP.
Ibu dua orang anak itu mengapresiasi langkah pemerintah setempat, yang sudah berupaya memadamkan dan mengatasi kabut asap karhutla yang terjadi di Kota Palangka Raya.
Ia menyebutkan kebakaran hutan dan lahan bukan sesuatu yang mustahil untuk ditiadakan, apalagi kebakaran tersebut sering terjadi tiap tahunnya.
“Sebenarnya kebakaran hutan dan lahan sudah sering terjadi setiap tahunnya dan penyebabnya jelas, lalu kenapa harus terjadi berulang kali,” katanya.
Ia mengatakan akibat adanya karhutla di Kalteng yang terjadi hampir setiap tahun, telah banyak memberikan dampak negatif, baik secara ekonomi maupun kesehatan warga setempat, khususnya pada anak-anak.
Pihaknya berharap untuk tahun selanjutnya tidak ada lagi karhutla di provinsi yang berjuluk ‘Bumi Tambun Bungai’ itu.
“Bahwa mencegah jauh lebih murah dibandingkan saat telah terjadi kebakaran besar,” tandasnya. (Ant/KPO-3)