Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Kalsel

Gubernur Paman Birin Bersama Acil Odah Turut Baayun Maulid dan Tapung Tawari Anak-Anak

×

Gubernur Paman Birin Bersama Acil Odah Turut Baayun Maulid dan Tapung Tawari Anak-Anak

Sebarkan artikel ini
a1 1
adv TURUT BAAYUN - Paman Birin dan Acil Odah turut Baayun Maulid serta menapung tawari anak-anak dan peserta Baayun Maulid halaman Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru Kamis (3/10).
Iklan

AYUNAN anak-anak dengan hiasan kain kuning terikat daun janur beserta uang kertas dan wadai cicin itu berjuntai dalam acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Prosesi Baayun Maulud di halaman Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru Kamis (3/10).

Gubernur Kalimantan Selatan, H. Sahbirin Noor atau Paman Birin didampingi Ketua TP PKK Provinsi Kalsel, Hj. Raudatul Jannah atau Acil Odah membuka Baayun Maulid Tahun 2024 tersebut.

Baca Koran

Saat prosesi itu, Mahallul Qiyam dilakukan oleh kelompok habsyi dari grub Irsyadul Fata menyenandungkan syair-syair “Asyroqol badruu’alainaa, fakhtafat minhul buduuru.”

Paman Birin dan Acil Odah pun langsung menghampiri satu ayunan kuning di tengah panggung dengan penuh hiasan khas Banjar.

a2

Paman Birin dan Acil Odah pun turut Baayun Maulid secara bergantian yang diiringi dengan syair-syair Maulid Habsyi.

Selepas itu, Gubernur Paman Birin melakukan tapung tawar kepada para anak hingga dewasa peserta Baaayun Maulid.

Batapung tawar adalah tradisi setelah melahirkan yang mengandung harapan dan doa keselamatan ibu dan bayi.

Acil Odah pun turut menapung tawari anak-anak dan peserta Baayun Maulid

Peserta termuda dengan nomor 208 bernama Zahra, usia 1 bulan 2 hari dan peserta tertua dengan nomor 136 bernama Hj. Siti Syamsiah, berusia 76 tahun 10 bulan.

Sementara, jumlah peserta sebanyak 276 orang, terdiri 112 laki-laki dan 164 perempuan.

Tampak hadir Pjs. Walikota Banjarbaru, Nurliani Dardie, Kepala Disdikbud Kalsel, Muhammadun dan Kepala Museum Lambung Mangkurat, Muhammad Taufik Akbar, serta jajaran perwakilan Pimpinan Forkopimda Kalsel.

“Alhamdulillah, kita dapat berhadir pada acara memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 Hijriah dan rangkaian prosesi Baayun Maulid 2024,” ucap Gubernur Paman Birin dalam sambutannya di atas podium.

Baca Juga :  Presiden Prabowo Lantik Muhidin jadi Gubernur Kalsel

Dalam perihal Baayun MaulId, Paman Birin mengenang masa kecilnya sewaktu di kampung Sungai Jingah, Kota Banjarmasin. Lalu, syiar Baayun khas Banjar itu disenandungkan dengan merdu.

“Ayun diakan anakku ayuuuuuun, ayun diakan anakku sayang.

Amun ganal kaina ikam, jadilah urang nang baiman,” tutur Paman Birin, mengenang syair yang pernah dinyanyikan oleh orangtuanya dulu.

Menurut Paman Birin, acara Baayun Maulid merupakan bukti bahwa bangsa dan wilayah Kalimantan Selatan sebagai daerah berbudaya. Lewat budaya, baginya bangsa ini memiliki peradaban yang sangat besar.

karena itu, Paman Birin menganggap bahwa rangkaian kegiatan Baayun MaulId kan menjadi sejarah ke depannya.

Kemudian, merefleksikan kepemimpinan era Nabi Muhammad SAW yang senantiasa menjadi tauladan bagi umatnya.

“Ini sebuah kebahagiaan, sebuah kehangatan dan kegembiraan dalam memperingati kelahiran Rasullullah SAW sebagai pemimpin dunia-akhirat,” pungkasnya.

Sementara itu, Ustaz Supian Al-Banjari memberikan ceramah agama dalam Baayun MaulId bahwasanya tradisi budaya islam di KalSEL sangat kuat.

“Acara ini digelar di hari spesial. Karena, Nabi Muhammad SAW berpuasa senin-kamis.

sebab sejarahnya bahwa hari senin adalah beliau lahir dan kamis itu berdoa beliau kepada Allah agar dikabulkan, maka diberkahi,” terang Ustadz Supian Al-Banjari.

Budayawan Kalsel, HE Benyamine menjelaskan bahwa Baayun Maulid berasal dari Desa Banua Halat, Kabupaten Tapin. Dari museum ini juga penyebaran tradisi budaya di Banua.

“Dan kegiatan ini telah menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

Dengan penyebaran budaya ini telah digelar banyak daerah,” ungkap Ben, sapaan akrabnya.

Lantas, Ben menyebut tradisi ini benar-benar hidup di tengah masyarakat Kalsel. Lalu, ia melihat peradaban urang Banjar itu terwujud dari tindakan atau adab yang tumbuh di sana.

Baca Juga :  Pemda se Kalsel "Disuntik" Dana Pusat 27 Triliun

“Ada nilai religius, kemanusiaan dan budaya itu terpenuhi.

Sehingga, Baayun Maulid tercatat sebagai WBTB kini benar-benar terealisasikan,” tandasnya. (adv/K-2)

Iklan
Iklan