BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Akademisi Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari (Uniska MAAB), DR Uhaib As’ad M.Si dianugerahi penghargaan dosen inovatif oleh International Institute of Influencers Gulf Skill Pioneers , Oman dan bakal diserahkan langsung Perdana Menteri Oman, 20 November 2024 mendatang.
Prestasi internasional ini didapat Uhaib setelah melewati proses seleksi dan persyaratan oleh 11 juri dari berbagai disiplin ilmu mancanegara. Semua bergelar profesor, seleksi tersebut meliputi test wawancara dan penilaian berkas yang dilakukan dari berbagai kategori, riset, karya ilmiah dan aktivitas di forum nasional dan internasional, kemudian dibuktikan dengan berbagai sertifikat dan lainnya.
Dr Shama Hussain salah satu profesor yang menguji Uhaib menjelaskan inovasi tidak melulu menciptakan hal baru, menurutnya, inovasi juga berarti bekerja untuk mengembangkan humanisasi kurikulum pendidikan.
Ia menyebutkan, International Institute of Influencers Gulf Skill Pioneers Oman, mengapresiasi upaya Uhaib membawa humanisasi pendidikan ke Indonesia. Yakni proses pendidikan yang berfokus pada pengembangan potensi peserta didik dengan menciptakan mahasiswa yang bernalar kritis dan memahami esensi ‘memanusiakan manusia’.
Shamma menilai kiprah Uhaib selama ini memainkan peran penting untuk menanamkan nilai-nilai humanisasi pendidikan di Indonesia. Disebutkannya, Uhaib pantas diganjar penghargaan tersebut atas komitmen dan ketulusannya itu.
Masyarakat Kalimantan Selatan pada umumnya tentu mengenal Uhaib sebagai pengamat politik dan kebijakan publik. Ia dikenal kritis dan vokal. Apalagi kalau berbicara soal koneksi oligarki tambang dengan partai politik.
Sementara itu, International Institute of Influencers (III) adalah lembaga internasional beranggotakan puluhan negara. Di Asia Tenggara, meliputi tiga negara; yaitu Thailand, Filipina dan Indonesia. Lembaga internasional ini berpusat di Oman yang didukung sejumlah lembaga internasional dari Amerika Serikat, Eropa, dan lembaga internasional yang ada di India.
International Institute of Influencers juga memiliki jaringan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Lembaga ini bergerak dalam Pendidikan, Pemberdayaan Masyarakat, Penguatan Institusi Politik dan Demokrasi, Isu Hak Asasi Manusia, Program Pelatihan Kepemimpinan, dan Kolaborasi antar-Universitas di dunia.
Di Indonesia, pimpinan Pusat International Institute of Influencers sendiri dipercayakan kepada Uhaib sebagai leader. Lembaga ini, kata Shamma, juga secara rutin mengadakan pertemuan tahunan yang dihadiri oleh para perwakilan setiap negara.
Untuk pertemuan tahunan 2024 diadakan di Negara Oman dan sekaligus memberikan international award bagi para anggota International Institute of Influencers melalui komisi penilai atau juri yang berjumlah 11 orang profesor dari berbagai negara.
Disisi lain, saat dikonfirmasi, Uhaib sebelumnya tidak membayangkan bisa masuk nominasi mengingat persaingan dari berbagai negara dan kualitas akademik serta pengalaman research academic mereka.
“Semuanya berkualitas dan mantap. Ini di luar perkiraan saya. Jangan kan masuk nominasi untuk mendapatkan academician international award, bisa ikut seleksi saja sudah cukup bagi saya dan bisa berinteraksi dan membangun jaringan akademik kelas dunia,” papar Uhaib.
Tentu saja ini sambung Uhaib sangat membanggakan. Apalagi ia banyak belajar dari para akademisi kelas dunia dalam banyak hal. “Berbagi informasi, pengetahuan dan pengalaman rutin kami lakukan sesama anggota III seperti internasional conference, kolaborasi penulisan buku dan jurnal, dan aktivitas lainnya,” tutupnya. (Sfr/KPO-1)