Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
BANK KALSEL

Bank Kalsel dan OJK Suport Pertanian Padi Apung di HSS

×

Bank Kalsel dan OJK Suport Pertanian Padi Apung di HSS

Sebarkan artikel ini
IMG 20241213 WA0002
PADI APUNG- Kepala Kantor OJK Kalsel, Agus Maiyo, Kepala Dinas Pertanian HSS, HM Nur dan Dirut Bank Kalsel, Fachrudin, bersama FWE mencoba tanam budidaya padi apung, di Desa Tiang Gantung, Daha Barat, HSS. ( KP/Opic)

KANDANGAN, Kalimantanpost.com – Menyusul program pemerintah yang sedang digalakkan yakni sistem pertanian padi apung. Tujuannya agar masa tanam tak terpengaruh musim dan hasilnya bisa lebih baik.

Sistem yang baru booming ini sudah terbukti dan sejumlah petani di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) sudah merasakannya.

Baca Koran

Kepala Dinas Pertanian HSS, HM Nur, menyatakan, apalagi beberapa kawasan pertanian di HSS adalah rawa, sebab itu pihaknya menerapkan sistem padi apung sehingga musim penghujan budidaya pertanian tetap berjalan.

“Pada awalnya tanam percontohan dengan media berupa tiga styrofoam dan berhasil, lantas tahun berikutnya didanai pemerintah provinsi, selanjutnya kemudian dana dari kabupaten,” kata Nur saat acara media update dan kunjungan implementasi budi daya padi apung Bank Kalsel, OJK bersama Forum Wartawan Ekonomi (FWE) Kalimantan Selatan, Selasa (3/12/2024).

Hari itu rombongan FWE bersama Bank Kalsel dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Kalsel langsung berkunjung ke pertanian padi apung di desa Tiang Gantung, Daha Barat, Kabupaten HSS.

Kepala Kantor OJK Kalsel, Agus Maiyo, Kepala Dinas Pertanian HSS, HM Nur dan Dirut Bank Kalsel, Fachrudin, bersama FWE mencoba tanam budidaya padi apung, di Desa Tiang Gantung, Daha Barat, HSS.

Lanjut Nur, kawasan pertanian rawa yaitu kecamatan Angkinang, Simpur, Kalumpang, di sana sudah tahap demplot atau percontohan, dan hasilnya memang tak tergantung musim.

“Kami juga lakukan variasi sistem apung ini dengan menanam sayuran berupa cabai, terong, tomat, namun medianya menggunakan bambu agar lebih murah, apalagi banyak tanaman bambu di Hulu Sungai Selatan, nanti padi juga dicoba tanam dengan media bambu untuk mengurangi biaya produksi budidaya dan keuntungan lebih besar,” tandasnya.

Dirut Bank Kalsel, Fachrudin, menanggapi, sistem padi apung ini luar biasa, apalagi bisa tanam palawija dan tumbuh berkembang.

Baca Juga :  Bank Kalsel Tawarkan Tabungan Banua Bungas Dengan Inovasi Suku Bunga Lebih Tinggi Dari Deposito

“Kami menginisiasi dan support sistem padi apung ini, tinggal bagaimana pengembangan lahan agar bisa lebih luas,” tukasnya.

Kepala Kantor OJK Kalsel, Agus Maiyo, memaparkan, program padi apung memang mahal di awal karena menyediakan media tanam, namun media styrofoam yang mereka rekomendasikan sudah dihitung mampu bertahan sampai 10 tahun atau 21 kali panen.
“Teknis supaya awet adalah dicat lagi, selain tahan air juga menghindari tikus dan serangga air,” paparnya.

Media tanam tersebut sudah dilakukan pengkajian dan diuji, hasil kordinasi dengan dinas pertanian ketahanan pangan untuk PH 4-8 masih mungkin digunakan varietas padi unggul, di bawah itu varietas tertentu.

Dwi Rahmadhani Y, koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Daha Barat, memberikan penjelasan tetap teknik tanam budidaya padi apung. “Kami juga kordinasi dengan Bulog bahwa ada pangsa ekspor yang bisa diisi padi apung, yaitu menanam varietas pilihan,” katanya.

Pastinya pula sistem padi apung ini dapat menyangga sistem padi konvensional saat paceklik. Bahkan sistem tumpangsari dapat memberikan hasil pertanian yang beragam.(Adv/KPO-1)

Iklan
Iklan