Iklan
Iklan
Iklan
Tapin

Tanaman Cabe Hiyung Tapin Menuju Top 40 Inovasi Pelayanan Publik

×

Tanaman Cabe Hiyung Tapin Menuju Top 40 Inovasi Pelayanan Publik

Sebarkan artikel ini
BUPATI TAPIN - HM Arifin Arpan bersama Ketua TP PKK Tapin Hj Ratna Ellyani saat memanen cabe Hiyung di Desa Hiyung Kcamatan Tapin Tengah Kabupaten Tapin. (KP/Ist)

Rantau, KP – Bupati Tapin Drs. HM Arifin Arpan MM didampingi Kepala Dinas Pertanian kabupaten Tapin Wagimin SP dan Kepala Bappelitbang H Zainal Agli ST MT sampaikan presentasi dan wawancara kompetisi inovasi pelayanan publik tahun 2020 di Aula Rapat Kantor Bappelitbang Tapin belum lama tadi.

Seperti yang diungkapkan oleh Bupati Tapin, setelah masuk dalam top 99 inovasi pelayanan publik nasional, Tapin kembali mendapat penilaian untuk mendapatkan top 40 inovasi pelayanan publik terbaik.

Android

“Dengan judul inovasi “Cabe Hiyung Tapin Mendunia, Pedasnya 17 X lipat.” Selangkah lagi Tapin meraih penghargaan Top 40 sistem pelayanan publik (SinoVik) tahun 2020 jika berhasil lolos dalam penilaian,” kata Bupati seusai penyampaian presentasi dan wawancara, di Aula Bappelitbang, belum lama tadi.

“Saat ini cabe Rawit Hiyung telah dinobatkan sebagai cabe terpedas nasional oleh Kementerian Pertanian RI dan telah mendapat sertifikasi sebagai tanaman varietas khas Tapin.” Ungkap bupati Tapin.

“Mudah-mudahan Tapin masuk dalam top 40 Sinovik nasional, sehingga cabe Hiyung kita dapat lebih maju dan dikenal masyarakat luas.” Tambahnya lagi..

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tapin menambahkan, meningkatkan produksi dan perluasan tanam cabe Hiyung kini sudah kita coba dikembangkan di beberapa kecamatan seperti di desa Sei Rutas dan Pandahan.

Dalam pengembangan dan perluasan tanam, kita memberikan bantuan bibit dan rehap surjan kepada petani. “ 1 Ha lahan kita diberikan bantuan bibit sekitar 4.000 pohon, 25 Ha bantuan surjan berarti ada sekitar 100.000 bibit yang akan kita berikan.” Tandas Wagimin.

Ditambahkan Wagimin, saat ini tingkat kepedasan cabe hiyung kembali meningkat dari 23 ppm menjadi 26 ppm, sehingga lebih pedas, karena itu pengembangan cabe Hiyung juga kita coba tanam diluar desa Hiyung hal ini untuk meningkatkan hasil produksinya.

Dengan upaya untuk memperluas tanam cabe ini, diharapkan dapat membuka peluang ekspor cabe kita, terlebih permintaan ekspor cabe dari luar daerah dan luar negeri saat ini cukup tinggi.

Saat ini luasan lahan cabe rawit di Tapin hanya 145 Ha dimana 1 Ha hanya dapat memproduksi 6-7 ton cabe rawit, ini tentu sangat kecil sehingga kita tidak dapat memenuhi permintaan ekspor.

“Beberapa olahan cabe rawit yang berhasil dikembangkan yaitu abon cabe Hiyumg yang sudah mendapat sertifikal halal,” pungkasnya. (ari/K-6)

Iklan
Iklan