Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Balangan

Mitigasi Karhutla
BNPB Latih Petani Balangan
Mengelola Lahan Gambut Tanpa Bakar

×

Mitigasi Karhutla<br>BNPB Latih Petani Balangan<br>Mengelola Lahan Gambut Tanpa Bakar

Sebarkan artikel ini
hal 2 Bal 4 klm 1
PETANI - Ikuti pelatihan Sekolah Lapang Mitigasi Kebakaran Hutan dan Lahan. (KP/Ist)

Paringin, KP – Dua puluh orang petani lokal di Balangan mengikuti Sekolah Lapang Mitigasi Kebakaran Hutan dan Lahan serta demplot percontohan penanaman yang dilaksanakan oleh Program Direktorat Mitigasi BNPB bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut (BRG) dalam upaya mitigasi partisipatif karhutla.

Kegiatan ini didukung oleh BPBD Provinsi Kalimatan Selatan, BPBD Kabupaten Balangan, Dinas Pertanian Kabupaten Balangan, Kecamatan Batumandi dan Desa Banua Hanyar.

Baca Koran

Kegiatan ini bertempat di Desa Banua Hanyar Kecamatan Batumandi yang menjadi desa percontohan pada Provinsi Kalimantan Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 29 September sampai dengan hari ini Sabtu (03/10) kemarin.

Sebelumnya, kegiatan pembukaan Sekolah Lapang dihadiri oleh Johny Sumbung (Direktur Mitigasi Bencana BNPB), Alive Yoesfah Love (Kepala Pelaksana BPBD Kab. Balangan), Deasy Efnidawesty (Kasubpokja Edukasi Sosialisasi dan Pelatihan), Rahmadi (Kepala Dinas Pertanian Kab. Balangan), Samsudin (Kepala Desa Banua Hanyar).

Dalam kegiatan ini, Direktur Mitigasi Bencana Johny Sumbung menyampaikan, tujuan kegiatan mitigasi partisipatif karhutla melalui sekolah lapang dan pembuatan demplot ini adalah sebagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

Yaitu dengan mengedukasi masyarakat khususnya petani lokal untuk mengelola lahan gambut tanpa bakar yang bermanfaat dari segi ekonomi dan ekologi.

“Kegiatan ini kami harapkan dapat merubah perilaku masyarakat untuk dapat memanfaatkan lahan gambut tanpa bakar,” terang Johny, Sabtu (03/10) kemarin.

Adapun materi yang dibekali kepada peserta sekolah lapang diantaranya tentang pengenalan sifat lahan gambut, pengetahuan tentang pembuatan pupuk dan bahan pembenahan tanah (F1 MBio, MOL 1-4, dan Arang Sekam) yang keseluruhannya menggunakan bahan lokal yang dipraktekkan langsung oleh para peserta.

Kegiatan dari Sekolah Lapang ini akan ditindaklanjuti dengan adanya Demplot Percontohan Penanaman sesuai komitmen bersama Kelompok Tani.

Baca Juga :  Inovasi JDIH untuk Permudah Akses Dokumentasi dan Informasi Hukum

Sekitar 33 hektar lahan milik petani yang menjadi peserta sekolah lapang akan ditanami sebagian besar oleh tanaman cabai dengan target awal penanaman bulan Oktober 2020. (jun/K-6)

Iklan
Iklan