Banjarmasin, KP – Pandemi Covid-19 yang terjadi di indonesia khususnya Kota Banjarmasin, tak menghalangi Himpunan Mahasiswa Seni Tari (Himaseta) Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Banjarmasin untuk menghasilkan karya.
Pasalnya, di tengah segala keterbatasan kegiatan pada masa pandemi, mahasiswa yang menimba ilmu di Program Studi (Prodi) Pendidikan Seni Tari, STIKIP PGRI Banjarmasin itu bisa menghasilkan produk seni berupa Sinema Tari yang berjudul “Ma’anjung Kisah Bamula Lastari Budaya Banua”.
Kepala Prodi Pendidikan Seni Tari, Drs Suwarjiya MPd mengatakan, bahwa karya yang dihasilkan oleh mahasiswanya itu akan ditayangkan secara langsung atau live streaming lewat kanal youtube apmproduction21.
Ia menerangkan karya mahasiswanya tersebut akan diputar selama tiga hari berturut-turut mulai tanggal 5, 6 dan 7 Maret 2021.
Hal itu dilakukan lantaran dalam produksi sinema tari ini terdapat tiga tim penari yang akan menampilkan karya tarinya dengan tema dan judul yang berbeda.
“Ada tim tari Banjarmasin, Banjarbaru dan Hulu Sungai. Mereka akan tampil secara bergantian di tiap harinya,” ucapnya saat dibincangi awak media usai melakukan konferensi pers di aula STIKIP Banjarmasin, Kamis (25/02) sore.
Menurutnya, sinema tari ini merupakan ujian kelulusan untuk mata kuliah Manajemen Seni Pertunjukan dan Produksi Tari yang diikuti oleh mahasiswa prodi Pendidikan Seni Tari.
Ia menjelaskan, untuk tim tari Banjarmasin diisi oleh mahasiswa yang tinggal di wilayah Kota Banjarmasin, Kabupaten Batola hingga di wilayah Kalteng
“Mereka (Tim Banjarmasin) menggarap tarian dengan tema tentang pengrajin kembang barantai dengan judul Manyingkai Pangambangan,” ujarnya.
lalu, untuk tim Banjarbaru, diisi oleh mahasiswa yang tinggal di Kota Banjarbaru, Kabupaten Tanah Laut (Tala) hingga Tanbu (Tanbu). Tim ini menggarap tarian yang berasal dari cerita terbentuknya Kampung Purun di Banjarbaru dengan judul Darau Purun.
“Tema ini diangkat untuk mempromosikan kampung purun agar dikenal oleh masyarakat luas,” tambahnya.
Sedangkan untuk Tim Tari Hulu Sungai, berisikan mahasiswa dari banua anam, dengan mengangkat tema cerita mistik yang ada di wilayah meratus dengan judul Tamula Gunung Hantanung.
“Inti tarian ini mengangkat asal mula terbentuknya gunung hantanung,” ujarnya.
Ia menceritakan proses karya yang digarap selama kurang lebih 4 bulan tersebut melalui tahapan panjang. Tidak terkecuali kendala yang dihadap seperti masalah kurangnya keuangan untuk kegiatan, faktor cuaca, pencarian tema, pencarian narasumber sampai terbatasnya sponsor yang masuk akibat pandemi Covid-19.
Kaprodi pendidikan seni tari ini juga menambahkan, kalau karya ini digarap oleh mahasiswa dan mahasiswi prodi pendidikan seni tari STKIP PGRI angkatan 2017, guna memenuhi ujian mata kuliah manajemen seni pertunjukan dan mata kuliah produksi tari.
“Ya yang penting mahasiswanya aktif dan serius melakukan penggarapan sinema tari ini, mereka bisa dipastikan lulus dalam mata kuliah tersebut,” pungkasnya
Sementara itu Ketua STKIP PGRI Banjarmasin, Dr. Hj. Dina Huriaty, M.Pd mengatakan bahwa kegiatan kali berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yang mana sebelumnya dilakukan secara langsung bertatap muka, namun kali ini dilakukan secara live streaming melalui youtube.
“Mengingat masih maraknya penyebaran covid-19, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan secara offline,” ujar Ketua STKIP PGRI
Ia mengaku seluruh jajaran pimpinan STKIP PGRI sangat mengapresiasi dan berbangga hati atas pencapaian atas terciptanya sinema tari ini.
Ia juga mengharapkan agar karya seni ini dan karya-karya sebelumnya bisa didaftarkan hak kekayaan intelektualnya.
“Semoga apa yang diharapkan dari pembuatan karya seni ini bisa tercapai,” harapnya.(Zak/KPO-1)