Iklan
Iklan
Iklan
Banjarmasin

Sebulan, Capaian Vaksinasi Lansia Banjarmasin Rendah

×

Sebulan, Capaian Vaksinasi Lansia Banjarmasin Rendah

Sebarkan artikel ini
VAKSIN LANSIA- Proses vaksinasi lansia yang dijalankan oleh salah satu Puskesmas Pelambuan dengan cara jemput bola di Mushola. (KP/Zakiri)

Kebanyakan lansia masih tidak paham aplikasi pendaftaran administrasi terkait vaksinasi yang diharapkan menjadi salah satu upaya pemutus mata rantai penularan virus yang menginfeksi jaringan pernapasan

BANJARMASIN, KP – Semenjak dimulainya program pemberian vaksin Covid-19 bagi para warga Kota Banjarmasin yang masuk dalam kategori lanjut usia (lansia) pada 1 Maret 2021 yang lalu, ternyata masih sangat jauh dari target capaian.

Android

Pasalnya, berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Kalimantan Post per Rabu, 31 Maret 2021, capaian vaksinasi lansia bagi yang dijalankan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin baru menyentuh angka 6 ribu orang, dari target awal yang berjumlah 21.500 orang lansia.

Kondisi tersebut tentu membuat Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin harus menentukan langkah strategis guna menentukan apa yang harus dilakukan kedepannya agar bisa sesuai dengan angka yang ditargetkan.

Kepala Dinkes Kota Banjarmasin, Machli Riyadi menjelaskan, terdapat beberapa kemungkinan yang membuat masih minimnya capaian vaksinasi lansia di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan ini.

Menurutnya, kebanyakan lansia masih tidak paham tentang aplikasi pendaftaran administrasi terkait vaksinasi yang diharap menjadi salah satu upaya pemutus mata rantai penularan virus yang menginfeksi jaringan pernapasan manusia itu

“Tapi, itu sudah dituntaskan melalui solusi lain. Mereka (para lansia) cukup datang ke lokasi vaksinasi terdekat dengan membawa e-KTP,” ucapnya saat dikonfirmasi awak media melalui sambungan telepon, Rabu (31/03) sore.

Kemudian, kendala kedua yang membuat capaian vaksinasi lansia masih rendah itu lantaran masih ada keluarga dari lansia yang berpikir terkait manfaat dari vaksin itu sendiri, sehingga meragukan efek vaksin untuk mengatasi Covid-19.

“Hal ini tentu soal pemahaman. Selain itu, juga dikarenakan banyaknya hoax yang beredar di masyarakat soal vaksinasi. Itu perlu diatasi eduti atau edukasi tanpa henti,” tambahnya.

Sedangkan hambatan terakhir, sibuknya keluarga para lansia untuk membawa yang bersangkutan ke fasyankes atau fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan vaksin.

Namun kendala tersebut sebenarnya sudah dilakukan penanggulangan dengan cara melakukan vaksinasi dengan cara jemput bola ke lingkungan masyarakat itu sendiri.

“Vaksinasinya sendiri nanti digelar di masjid gereja atau tempat ibadah lainnya, makanya kita menggandeng pemuka agama dan pengurus tempat ibadah,” jelasnya.

Selain hal itu, pola atau sistem dengan cara jemput bola juga bakal terus digalakan agar bisa cepat dalam menumbuhkan herd immunity (kekebalan kelompok) di masyarakat.

Lantas, bagaimana bila ke depan target capaian vaksinasi lansia tak jua terpenuhi? Apalagi, karena dikejar waktu. Mengingat vaksin yang ada tentu memiliki kadaluarsa. Yakni, pada bulan Juni mendatang.

Menanggapi hal itu, pria dengan sapaan Machli itu mengatakan bahwa vaksin mesti dihabiskan sebelum jatuh waktu kadaluarsa. Namun, jika ke depan target lansia tak kunjung terpenuhi terpaksa sasarannya dialihkan kepada yang lainnya.

“Ketika upaya yang dilakukan sudah maksimal, namun tak bisa juga memenuhi target, maka terpaksa vaksin ini akan kami alihkan ke pelayanan publik,” bebernya.

Ditanya terkait berapa vaksin yang tersisa kini, Machli menyebut, sisa vaksin yang ada kini berjumlah 2.300 vial vaksin. Dari jumlah keseluruhan berjumlah 8.840 vial.

Di sisi lain. Sebelumnya, terkait program vaksinasi, Pelaksana harian (Plh) Wali Kota Banjarmasin, Mukhyar juga mengimbau agar warga yang memiliki keluarga lansia, bisa lebih aktif membawa yang bersangkutan ke tempat vaksinasi. (Zak/K-3)

Iklan
Iklan