Banjarmasin, KP – Ratusan pemuda yang sedang menikmati suasana malam terlihat panik saat petugas gabungan dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Banjarmasin datang ke lokasi Siring Resto Apung, Banjarmasin, Jumat (7/5) malam.
Sontak, tak sedikit dari mereka yang saat itu tengah asyik berbincang dengan rekannya tiba-tiba langsung membereskan barang pribadinya dan berusaha menghindari petugas.
Selain terkejut melihat banyaknya petugas, kepanikan kerumunan pengunjung siring di Jalan RE Martadinata, Kecamatan Banjarmasin Tengah tersebut juga dikarenakan rasa takut karena adanya pemeriksaan Rapid Test Antigen yang dilakukan secara acak kepada pengunjung.
Alhasil, sebanyak 17 orang yang kedapatan tidak memakai masker langsung ditarik petugas agar dicolok lubang hidungnya untuk dijadikan sampel dalam pemeriksaan rapid test antigen.
Salah satu pengunjung, Anisa warga Tunas Baru, Kel. Teluk Dalam mengaku terkejut ketika puluhan petugas gabungan tersebut datang dan langsung meminta warga yang tidak bermasker untuk di rapid test.
“Kaget. Karena baru pertama kali didatangi seperti ini. Apalagi sampai di rapid antigen,” ucap gadis berusia 18 tahun itu saat dibincangi awak media (7/5) malam.
Hal senada juga disampaikan Eka Wulandari, warga Gubernur Subarjo yang saat itu tengah asyik nongkrong di salah satu objek yang menjual suasana tepi sungai tersebut
Remaja berusia 17 tahun itu mengaku sering nongkrong di tempat tersebut. Bahkan seminggu sekali ia selalu menyempatkan duduk di tepian sungai ini bersama temannya.
Namun dengan adanya pemeriksaan mendadak itu, terpaksa ia pasrah saat petugas mendatanginya. Dirinya pun mau mengikuti permintaan petugas medis untuk mengikuti tes usap tersebut.
“Kaget. Tapi sudah pernah juga ikut rapid antigen. Jadi ikutan saja dan yakin sehat,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolresta Banjarmasin, Kombes Pol Rachmat Hendrawan mengatakan, kedatangan pihaknya tersebut merupakan bentuk operasi yustisi dalam penegakkan hukum protokol kesehatan di lingkungan masyarakat.
Tentunya sasaran utama dari operasi yustisi kali ini adalah kerumunan warga yang terfokus di satu titik lokasi.
Ia menjelaskan, selain datang bersama tim kesehatan untuk melakukan Rapid Test Antigen di tempat terhadap warga secara acak. Operasi tersebut juga dimaksudkan untuk menertibkan lokasi yang kerap menjadi tempat kerumunan bahkan hingga lebih dari jam 10 malam.
“Kita lakukan operasi yustisi dengan membawa tim kesehatan. Selain melakukan pembatasan aktivitas masyarakat, kita juga akan terus mengimbau masyarakat mentaati Protokol Kesehatan (Prokes),” pungkasnya.
Menurutnya, operasi yang dijalankannya itu merupakan bagian dari instruksi Pemerintah dalam menjelang hari raya Idulfitri 1442 H.
Lantas, bagaimana jika kemudian hari di lokasi ini masih saja terjadi kerumunan? Terkait hal itu, orang nomor satu di wilayah hukum Kota Banjarmasin itu mengaku akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan penjagaan di area tersebut.
“Akan kita koordinasikan dengan Satpol PP. Apalagi lokasi ini dekat Balai Kota. Kita tidak mematikan usaha pedagang. Tapi perlu ada pembatasan aktivitas dan pengawasan Prokesnya,” tandasnya.
Terkait hasil rapid Antigen, Rachmat membeberkan, dari 17 orang pengunjung siring yang mengikuti pemeriksaan, semuanya dinyatakan negatif.
Begitu juga dengan salah satu cafe di samping Fly Over yang sebelumnya menjadi sasarannya. Yakni pengunjung cafe Underpass. Di lokasi tersebut ada 7 orang yang ikut rapid antigen.
Sehingga total seluruh warga yang kedapatan nongkrong tanpa mengenakan masker pada giat yustisi kali ini berjumlah 24 orang yang hasilnya negatif semua.
“Mungkin karena mereka semua masih anak muda jadi daya tahan tubuh mereka masih kuat,” tutup Kapolresta. (Zak/KPO-1)