Iklan
Iklan
Iklan
Banjarmasin

Menko PMK Minta Warga Isoman Wajib Diberi Oxymeter

×

Menko PMK Minta Warga Isoman Wajib Diberi Oxymeter

Sebarkan artikel ini

Banjarmasin, KP – Pemerintah Kota Banjarmasin diminta memfasilitasi setiap warga yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah untuk diberikan alat pengukur kadar oksigen terlarut dalam darah atau pulse oximeter.

Android

Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Republik Indonesia (RI), Muhadjir Effendy saat mengunjungi kawasan Kampung Tangguh Banua yang ada di Kelurahan Kertak Baru Ulu (KBU), Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Rabu (4/8) siang.

Dalam kunjungannya tersebut, Muhadjir melewati salah satu warga yang saat itu sedang menjalani isoman. Ia menanyakan kepada Pemko setempat yang saat itu diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Banjarmasin, apakah yang bersangkutan sudah diberikan bantuan atau tidak.

Kemudian, Menko PMK jua menanyakan apakah warga yang isoman tersebut juga diberikan alat pulse oximeter atau tidak.

“Sudah dikasih oximeter atau belum?,” ucap Menko.

Lurah setempat, Rusipihani yang saat itu juga berhadir di sana menjawab, bahwa fasilitas tersebut sudah diberikan, namun hanya di Puskesmas terdekat, yakni Puskesmas Cempaka.

“Sudah pak. Oximeter ada di Puskesmas,” jawabnya

Kendati sudah mendapat jawaban, Muhadjir ternyata tidak puas dengan jawaban tersebut. Menko Lantas meminta Kadinkes Banjarmasin untuk memberikan fasilitas alat oximeter.

“Harusnya diberi satu untuk setiap warga isoman. Tidak hanya mengandalkan yang ada di Puskesmas,” timpal Muhadjir.

Sayangnya, awak media tidak diberi ruang door stop untuk melakukan wawancara secara rinci mengenai instruksi yang diutarakannya tersebut.

Saat dikonfirmasi, Kadinkes Kota Banjarmasin, Machli Riyadi mengakui pihaknya tidak memberikan alat oximeter tersebut pada warga isoman.

“Tapi petugas Puskesmas kita sudah diperintahkan untuk memantau perkembangan setiap warga yang isoman,” klaimnya.

Saat ditanya, bagaimana instruksi yang diminta Menko PMK untuk memfasilitasi setiap warga isoman dengan alat oximeter tadi?

Menurutnya, yang diminta Menko tersebut memang sudah benar. Pasalnya dengan memiliki alat oximeter tersebut, warga bisa mengontrol sendiri perkembangan kesehatannya selama menjalani isoman.

“Perlu sih sebenarnya. Karena dengan begitu mereka (warga isoman) bisa mengontrol sendiri. Walaupun tetap kita pantau perkembangannya,” imbuh Machli.

Machli mengaku pihaknya akan mengusahakan hal tersebut untuk pengadaan oximeter dalam waktu dekat.

“Yaa kita akan usahakan lagi untuk menambah alat Oximeter ini untuk diberikan kepada warga isoman,” tuntasnya seraya meninggalkan awak media ke dalam mobil dinasnya.

Benar saja, ketiadaan alat oximeter bagi warga isoman tersebut dialami oleh Ahmad, salah satu warga Banjarmasin yang menjalani isoman di rumahnya ini mengaku harus membeli oximeter secara mandiri dengan harga Rp 150 ribu.

Ia menceritakan tidak ada diberi bantuan alat oximeter dari Puskesmas terdekat. Karena itu ia terpaksa membelinya secara pribadi.

“Mau tidak mau kami membelinya satu. Karena keluarga saya satu rumah divonis terkonfirmasi positif Covid-19 saat berobat di salah satu dokter langganan keluarga,” ungkapnya saat dihubungi Kalimantan Post melalui sambungan telepon.

Menurutnya, alat pengukur kadar oksigen melalui denyut nadi manusia tersebut sangat sulit didapatkan. Pasalnya ia sudah mencari kemana-mana termasuk toko yang khusus menjual alat kesehatan.

“Setelah saya beli, tidak lama ada yang menjual dengan harga Rp 200 ribu. Tapi itu pun sangat terbatas jumlahnya,” bebernya.

Beruntung, beberapa hari yang lalu ia sudah dinyatakan negatif dari hasil PCR yang dilakukannya di salah satu rumah sakit.

“Setelah sembuh alat itu saya jual lagi ke teman saya yang juga menjalani isoman. Karena teman saya kesulitan mencari toko yang masih menyediakan stok oximeter,” tutupnya (Zak/KPO-1)

Iklan
Iklan