Banjarbaru, KP – Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM) di Kota Banjarbaru, terus dibarengi dengan imunisasi difteri dan tetanus (DT).
Imunisasi untuk pelajar SD tingkat kelas 1 dan V dilaksanakan sejak Agustus dan hingga kini terus dilaksanakan.
Bahkan seperti Sabtu (27/11/2021), diikuti para murid SDN 2 Guntung Paikat.
Para orang tua/wali murid mengantarkan dan mendampingi anak mereka saat imunisasi, yang dilaksanakan petugas kesehatan setempat.
“Iya sudah imunisasi, ga terasa sakit. Biasa saja diimunisasi,” ucap singkat Naura Azzahra Rinaldy, seorang murib kelas V SDN Guntung Pakikat Banjarbaru didampingi bundanya, Tuti.
Diketahui, memasuki tahap kedua dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarbaru sebelumnya telah menetapkan sejumlah perubahan.Itu dimulai dari Senin per tanggal 22 November ada beberapa tambahan sekolah yang menggelar PTM.
Sisi lain sebelumnya pula, Kepala Bidang(Kabid) Pembinaan SD di Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, Edy Yuana Pribadi dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah(K3S) se-kota Banjarbaru, sudah bicarakan menyangkut imunisasi bagi murid SD.
Menurutnya, imunisasi merupakan hak anak untuk dilaksanakan karena merupakan pencegahan primer terhadap penyakit infeksi yang menyebabkan komplikasi berat.
Diketahui, imunisasi adalah cara terbaik untuk melindungi anak dari beberapa infeksi yang sangat serius.Di Indonesia sendiri, melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 42 Tahun 2013 dan No.12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, pemerintah sudah menetapkan setidaknya ada lima jenis imunisasi yang wajib diberikan pada anak.
Salah satunya adalah imunisasi difteri dan tetanus (DT).Difteri merupakan penyakit serius pada hidung, tenggorokan, dan kulit. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri ini dapat menyebabkan anak sakit tenggorokan, demam dan kedinginan.
Bila terlambat atau tidak segera diobati, difteri bisa mengakibatkan komplikasi berupa masalah pernapasan, gagal jantung dan kerusakan saraf.
Difteri paling sering ditularkan melalui percikan air liur yang ada di udara saat pengidap batuk atau bersin. Sementara soal PTM ini sendiri seperti sebelumnya disebut Kepala Disdik Kota Banjarbaru, Dr. H. Muhammad Aswan MSi, ada tambahan sekolah yang diizinkan menggelar.
Konsepnya terbatas dan bertahap. Jadi tidak serentak membuka semuanya.
Dan dan itu dimulai dari Senin per tanggal 22 November lalu ada beberapa tambahan sekolah yang menggelar PTM. Dari data, untuk jenjang SMP, sudah buka, 25 sekolah.
Tambahan ada di jenjang SD, dari 15 sekolah ditambah 55 sekolah. Sehingga total ada 70 SD yang menggelar PTM.
Kemudian, untuk jenjang TK/PAUD Disdik mengizinkan tambahan 50 sekolah, sehingga ada 64 yang boleh PTM. Dengan penambahan ini, masih ada 8 SD yang belum dibuka, sedangkan TK/PAUD cukup banyak, 104 unit.
Karena total ada 168 unit TK/PAUD negeri maupun swasta di Kota Idaman. Alasan masih ditahan pembukaan sekolah ini, disebut Aswan untuk mengoptimalkan kesiapan prokes. (K-2)