Banjarmasin, KP – Banjir rob yang terjadi tadi malam rupanya tidak hanya merendam permukiman warga. Lingkungan sekolah pun ternyata juga ikut terdampak akibat tingginya air pasang tersebut.
Seperti yang terjadi pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) Antasan Besar 7 Banjarmasin. Sekolah yang berlokasi di Jalan Meratus, Kelurahan Antasan Besar, Kecamatan Banjarmasin Tengah itu ternyata juga terendam genangan air pasang.
Saat Kalimantan Post bertandang ke lokasi, genangan setinggi mata kaki orang dewasa masih terjadi di halaman sekolah.
Salah satu siswa di sekolah tersebut, Diana Irdina mengaku terpaksa memakai sandal karena halaman sekolah masih banjir saat dirinya datang tadi pagi.
“Sengaja pakai sandal. Soalnya disuruh guru juga lewat grup WhatsApp,” katanya saat dibincangi awak media, Senin (6/12) siang.
Bocah berusia 10 tahun itu mengaku, bahwa mengenakan sandal ke sekolah seperti sekarang ini merupakan pengalaman pertama dirinya selama empat tahun bersekolah disana.
“Baru kali ini sekolah pakai sendal gara-gara banjir, asyik juga. Walaupun banjir dan hanya memakai sandal, tapi kita tetap semangat belajar,” pungkasnya.
Sementara itu, menurut Masnah, salah satu guru kelas yang mengajar di sekolah yang tepat berada di belakang gedung Pyramid Suites Hotel Banjarmasin itu mengatakan, lapangan yang biasa dipakai untuk kegiatan olahraga dan upacara bendera itu terendam air pasang cukup tinggi.
“Pagi tadi genangannya masih tinggi, sekitar di bawah lutut. Sedikit lagi airnya naik ke teras,” ucapnya saat ditemui awak media di sela aktivitas mengajarnya, Senin (6/12) siang.
Saking tingginya genangan di halaman sekolah, ia menceritakan para guru dan orang tua siswa terpaksa mengendarai sepeda motornya sampai ke depan teras.
“Orangtua juga dibolehkan mengantar anaknya sampai ke depan teras. Ini karena ketinggian air di halaman cukup dalam, takutnya malah bisa membuat seragam siswa basah,” ujarnya.
Selain itu, pihak sekolah rupanya juga memberikan toleransi waktu kedatangan siswa ke sekolah dikarenakan tak sedikit rumah siswa juga ikut terdampak banjir.
“Jadi agak siangan kita masuk belajarnya. Yang biasanya masuk jam 8 diundur ke jam 9 julai jam pelajarannya,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga membolehkan siswa tidak memakai sepatu saat hadir mengikuti proses belajar mengajar di sekolah.
“Orangtua siswa juga sudah kita beritahu kalau untuk sementara ini anaknya boleh memakai sandal ke sekolah. kasian siswanya nanti kalau sepatu basah,” ungkap wanita berusia 50 tahun itu.
“Toleransi pakai sandal ini dibolehkan karena genangan di lapangannya cukup tinggi. Kalau di hari biasa tidak boleh pakai sandal, wajib pakai sepatu,” tambahnya.
Kendati demikian, rekan Masnah, Echy menekankan bahwa genangan tersebut tidak sampai mengganggu aktivitas belajar di kelas.
“Alhamdulillah ruang kelas, kantor guru dan ruang lainnya cukup tinggi. Jadi tidak sampai masuk kedalam kelas. Cuma halaman saja,” tukasnya.
Namun ia menambahkan, bahwa ketinggian air pasang yang terjadi tadi malam merupakan genangan tertinggi yang pernah terjadi di sini.
“Memang lapangan di sekolah kami ini selalu terendam, tapi hujan deras dan air pasang tadi malam membuat semakin tinggi,” beber guru olahraga di sekolah tersebut.
“Beruntung siswa kita lagi menjalani ulangan semester, jadi aktivitas di lapangan tidak ada. Materi pelajaran olahraga juga masih disampaikan melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ),” tuntasnya. (Zak/KPO-1)