Oleh : Nor Hasanah, S.Ag, M.I.Kom.
Pustakawan UIN Antasari Banjarmasin
Seperti yang diketahui bersama bahwa setiap tanggal 25 Januari menjadi moment yang sangat penting bagi pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia, utamanya terkait dengan Hari Gizi Nasional, dimana tahun 2022 ini perayaannya sudah memasuki usia ke-62 yang jatuh pada Selasa 25 Januari 2022.
Gizi memiliki pengaruh yang sangat besar dan merupakan salah satu penentu dalam menciptakan SDM berkualitas yang dicirikan dengan fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima dan menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi, disamping beberapa indicator lainnya yang mengukur tinggi rendahnya kualitas SDM seperti tingkat ekonomi, kesehatan dan pendidikan.
Terlebih bagi seorang Pustakawan yang sehari-hari bekerja memberikan pelayanan informasi kepada para pemustaka yang haus akan informasi, juga dituntut harus selalu memiliki asupan gizi yang berkualitas. Almatsier (2004), mengatakan bahwa status gizi seseorang dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi. Status gizi baik atau optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien.
Konsep Gizi Seimbang
Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia adalah masalah gizi kurang dan gizi lebih. Pola pertumbuhan dan status gizi merupakan seseorang menjadi indikator kesejahteraan. Oleh karena itu, perlu adanya program gizi yang berguna untuk mendorong kedua hal tersebut.
Pendidikan gizi merupakan salah satu unsur yang terkait dalam meningkatkan status gizi bagi masyarakat dalam jangka panjang. Melalui sosialisasi dan penyampaian pesan-pesan gizi yang praktis akan membentuk suatu keseimbangan bangsa antara gaya hidup dengan pola konsumsi masyarakat. Pengembangan pedoman gizi seimbang baik untuk petugas maupun masyarakat adalah salah satu strategi dalam mencapai perubahan pola konsumsi makanan yang ada di masyarakat dengan tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang lebih baik.
Setiap orang siapapun dia termasuk para Pustakawan mempunyai masalah gizi yang berbeda-beda tergantung pada tingkat sosial ekonominya. Pada orang yang kaya dan tinggal diperkotaan, masalah gizi yang sering dihadapi adalah masalah kelebihan gizi yang disebut gizi lebih. kelompok ini mempunyai risiko tinggi untuk mudah menjadi gemuk dan rawan terhadap penyakit jantung, darah tinggi, diabetes, dan kanker.
Pada orang dengan tingkat sosial ekonominya rendah atau sering disebut orang miskin, umumnya sering menghadapi masalah kekurangan gizi yang disebut gizi kurang. Risiko penyakit yang mengancamnya adalah penyakit infeksi terutama diare dan infeksi saluran pernafasan atas (SPA), rendahnya tingkat intelektual dan produktifitas kerja.
Apabila ke dua masalah gizi tersebut dalam jumlah yang besar, akan menjadi masalah masyarakat dan selanjutnya menjadi masalah bangsa. Masyarakat yang terdiri dari keluarga yang menyandang masalah gizi, akan menyandang masalah SDM yang berkualitas rendah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan tantangan berat dalam menghadapi persaingan bebas di era globalisasi. Untuk mencapai sasaran global dan perkembangan gizi masyarakat, perlu meningkatkan daya dangkal dan daya juang pembangunan kesehatan yang merupakan modal utama pembangunan nasional melalui peningkatan kualitas SDM yang dilakukan secara berkelanjutan.
Gizi seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas (fungsinya), maupun kuantitas (jumlahnya). Masalah gizi menyebabkan kualitas SDM menjadi rendah. Pembangunan Indonesia tahun 2020-2024 ditujukan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, berdaya saing, sehat, cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang, pada tahun 1992 telah diselenggarakan konggres gizi internasional di Roma yang membahas tentang pentingnya gizi seimbang sebagai upaya untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang handal. Salah satu rekomendasi penting dari konggres itu adalah anjuran kepada setiap negara agar menyusun pedoman umum gizi seimbang (PUGS). Di Indonesia pernah diperkenalkan pedoman 4 sehat 5 sempurna padatahun 1950 dan sampai sekarang pedoman ini masih dikenal oleh sebagian anak sekolah dasar. Slogan 4 sehat 5 sempurna saat itu sebenarnya adalah merupakan bentuk implementasi PUGS.
Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Bahan makan sehat seimbang dikelompokan menjadi tiga fungsi utama gizi atau disebut juga dengan triguna makanan yaitu diantaranya sumber zat gizi yaitu padi-padian atau serella seperti beras, jagung, gandum, sagu, umbi-umbian seperti ubi, singkong, dan talas; seperti hasil olahannya seperti tepung-tepungan, mie, roti, macaroni, havermount, bihun.
Sumber zat pembangun yaitu sumber protein hewani, seperti daging, ayam, telur, susu dan keju;serta sumber protein nabati seperti kacang-kacangan berupa kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang merah dan kacang telo; seta hasil olahan seperti tempe, tahu, susu, kedelai, dan oncom.
Sumber zat pengatur berupa sayuran dan buah. Sayuran diutamakan yang berwarna hijau dan kuning jingga, seperti bayam, daun singkong, daun katus, kangkung, wortel dan tomat; serta kacang-kacangan, seperti kacang panjang, buncis dan kecipir, buah-buahan diutamakan yang berwarna kuning jingga kaya serat dan yang berasa asam, seperti pepaya, mangga, apel dan jeruk.
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan.
Berharap dengan momentum hari gizi nasional 2022 ini, kita mampu menjadikan gizi sebagai pilar utama pembangunan SDM yang berkualitas yaitu SDM yang sehat, cerdas dan memiliki fisik yang tangguh serta produktif sebagai faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional dalam upaya meningkatkan kualitas SDM yang berdampak kepada peningkatan kualitas SDM, produktivitas kerja yang akan meningkatkan ekonomi, mengurangi kemiskinan dan selanjutnya akan meningkatkan keadaan gizi serta meningkatkan kualitas SDM.