Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Space Iklan
OPINI PUBLIK

Belajar Penanganan Wabah dari Peradaban Islam

×

Belajar Penanganan Wabah dari Peradaban Islam

Sebarkan artikel ini

Oleh : Anisah Rahmawati.,M.Kep
Praktisi Kesehatan
 
Situasi Wabah

Kasus terkonfirmasi positif Covid -19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan. Data dari Satuan Tugas Penanganan Covid pada Minggu 19 Juni tercatat ada penambahan 1167 orang. Data ini tentu menjadi perhatian bersama mengingat bulan-bulan ini kasus Covid diharapkan terus turun.

Iklan

Awal Juni lalu Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, perubahan status pandemi Covid-19 menjadi endemi di Indonesia akan ditentukan oleh perkembangan kasus Covid-19 selama dua bulan ke depan. Jika kasus Covid-19 terkendali selama dua bulan ke depan, status endemi Covid-19 dapat menjadi hadiah ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2022.

Peningkatan kasus terkonfirmasi covid-19 memang sangat potensial saat kebijakan protokol kesehatan sangat longgar. Ahli Kesehatan Masyarakat Hermawan Saputra menyayangkan kebijakan pemerintah yang melonggarkan pembatasan di masa pandemi. Menurut Hermawan, walau niatnya untuk menggerakkan kembali roda perekonomian, tetapi pelonggaran itu membuat masyarakat cenderung mengabaikan protokol kesehatan seperti tidak mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Hermawan mengatakan, protokol kesehatan yang longgar ini justru akan tetap membuat risiko Covid-19 tetap tinggi di tengah masyarakat. Sebab, kata dia, di tengah harapan penurunan kasus dan berharap akan segera masuk ke fase endemi, maka tidak ada satupun pihak yang ingin kembali terjadi lonjakan.
 
Penanganan Wabah dari Peradaban Islam

Berkepanjanganannya wabah dalam peradaban hari ini tentu menjadikan semua berfikir bagaimana seharusnya penanganan wabah tersebut. Dan apakah mampu menyelesaikan wabah secara tuntas.

Penanganan wabah yang solutif dan tuntas telah dicontohkan secara gamblang dalam perjalanan Peradaban Islam. Yakni pada saat Peradaban Islam di masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khaththab. Pada masa kepemimpinan Beliau, yakni tahun 17 H wilayah Al Amawas (antara Al Quds-Ramalah) telah terjadi wabah Tha’un yang cukup mematikan. Wabah mematikan tersebut cepat menyebar ke wilayah Syam dan memakan korban ribuan jiwa.

Khalifah Umar bin Khaththab segera mengambil beberapa kebijakan yaitu melarang orang di area terjangkit wabah untuk keluar wilayah, dan melarang orang di luar untuk masuk ke area tersebut. Khalifah Umar pun memerintahkan untuk dilakukan optimalisasi penanganan di area yang terkena wabah yakni agar mereka berpindah ke area yang udaranya bersih, dan lain-lain.

Strategi Islam menyelesaikan wabah mematikan tersebut sangat efektif menghentikan penularan. Alhamdulillah wabah bisa segera diatasi dan diselesaikan tanpa hitungan bertahun-tahun.

Apa yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khaththab tersebut sejatinya semata menaati perintah Allah dan Rosul-Nya dalam penanganan wabah. Salah satunya dalam Hadist riwayat Imam Bukhari Rosulullah bersabda : “Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah itu. Sebaliknya, jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempat itu.

Perintah untuk memisahkan diri dari orang lain, sejatinya dalam konteks untuk memutus rantai penularan. Agar virus tidak menemukan inang baru, dan berakhir di tempat yang sudah dihinggapi tersebut. Tidak ada maksud sama sekali untuk memperlakukan tidak adil, mengucilkan, dll. Semua tindakan ini semata untuk menghentikan agar virus tidak terus meluas.

Selain itu Rasulullah juga bersabda, “Siapa yang diserahi oleh Allah untuk mengatur urusan kaum Muslim, lalu dia tidak mempedulikan kebutuhan dankepentingan mereka, maka Allah tidak akan mempedulikankebutuhan dan kepentinganya (pada Hari Kiamat)”. (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi). Dari perintah ini sangat terlihat bagaimana Khalifah Umar bin Khaththab memikirkan strategi penyelesaian wabah siang malam dan Beliau menangis saat banyak sahabat gugur dalam wabah tersebut.

Apa yang terjadi hari ini dengan berlarut-larutnya wabah hingga bertahun-tahun dengan korban yang terus naik menunjukkan peradaban hari ini belum berhasil menyelesaikan wabah. Entah sampai kapan.

Iklan
Space Iklan
Iklan
Ucapan