Batulicin, KP – Diikuti seluruh Camat Kepala Desa dan Lurah, Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu melalui Bagian Pemerintah menggelar sosialisasi Toponomi di Gedung Mahligai Bersujud, Kecamatan Simpang Empat, 15/2.2023 Rabu.
Bupati Tanbu HM Zairullah Azhar melalui Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Wisnu Wardhana dlam sambutannya mengatakan, atas nama pemerintah daerah menyambut baik dan mengapresiasi dilaksanakannya sosialisasi Toponimi ini.
Dikatakan, penyelenggaraan nama rupabumi perlu dilaksanakan secara tertib, terpadu, berhasil guna dan berdaya guna, serta menjamin keakuratan, kemuktahiran, dan kepastian hukum.
Karena sosialisasi toponimi ini sangat penting dan strategis sebagai salah satu upaya untuk tertib administrasi dalam membentuk kesamaan pemahaman dalam penulisan, pengejaan, pengucapan dan penginformasian suatu unsur rupabumi, terutama informasi mengenai letak geografis dan batas wilayah yang jelas, serta arti asal bahasa dan sejarah dari nama rupabumi.
“Sosialisasi toponimi ini sangat penting untuk tertib administrasi dalam membentuk kesamaan pemahaman,” katanya. Lebih kanjut disampaikan, pengetahuan dan persamaan persepsi kondisi rupabumi masing-masing daerah sangat diperlukan, ini untuk memudahkan memonitor kondisi dan optimasi pengembangannya karena, bila unsur rupabumi tidak diketahui dan dikenal maka akan kurang memberikan manfaat bagi daerah dan masyarakat. “Diharap kepada seluruh peserta agar bersungguh-sungguh mengikuti sosialisasi ini, agar nantinya nama rupabumi dapat menggunakan nama lokal, sebagai upaya untuk menghormati sejarah masyarakat dan melestarikan budaya bangsa, khususnya di Kabupaten Tanah Bumbu,” ucapnya. Sebelumnya Kabag Pemerintahan Setda Tanah Bumbu Lalu Ismail mengatakan, kegiatan sosialisasi dilaksanakan dengan tujuan agar adanya kesamaan pemahaman terhadap berbagai kebijakan nasional dalam hal pemberian nama rupa bumi. Pihaknya berharap dengan adanya sosialisasi ini semakin meningkatnya kesadaran penggunaan nama lokal sebagai
supaya untuk melestarikan budaya dan menghormati sejarah masyarakat setempat,serta semakin meningkatnya kesadaran penggunaan bahasa Indonesia atau bahasa daerah untuk menghormati keanekaragaman budaya persatuan dan kesatuan Nasional, jelasnya. (han)














