Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Kalteng

Tiwah Massal, Tradisi Membersihkan dan Pindahkan 58 Jenazah ke Tempat Baru di Kabupaten Gunung Mas Kalteng

×

Tiwah Massal, Tradisi Membersihkan dan Pindahkan 58 Jenazah ke Tempat Baru di Kabupaten Gunung Mas Kalteng

Sebarkan artikel ini
IMG 20230626 WA0024
Suasana ritual tiwah massal di Desa Tumbang Rahuyan, Kecamatan Rungan Hulu, Kabupaten Gunung Mas l, Kalimantan Tengah. (kalimantanpost.com/Istimewa)

PALANGKA RAYA, kalimantanpost.com – Warga Desa Tumbang Rahuyan, Kecamatan Rungan Hulu, Kabupaten Gunung Mas sejak seminggu terakhir menggelar ritual tiwah massal yang dibuka secara resmi oleh Bupati setempat Jaya S.Monong di dampingi Wakil Bupati Efrensia Umbing serta sejumlah anggota DPRD dan Perwira Penghubung.

Sedikitnya ada 58 tulang orang beragama Hindu Kaharingan yang meninggal di ritualkan. Jenazah dimaksud menurut tetuha adat pelaksana tiwah setempat Ngambun Siper terdiri dari 56 orang dewasa dan 2 balita, dari 42 anggota Kepala Keluarga (KK) peserta tiwah

Baca Koran

Tulang belulang jenazah dibongkar dari makam sebelumnya dan dipindahkan ke tempat baru yang disebut “sandung” atau peti mati baru untuk para arwah dimaksud, setelah dibersihkan dan di ritualkan.

Bupati Gunung Mas Jaya S.Monong berharap, pelaksanaan ritual keagamaan tersebut bisa berjalan lancar dan aman hingga selesai.

Menurut Supardi, pada acara tiwah tersebut, ada 39 hewan korban baik kerbau maupun sapi, dan 3 ekor babi, dan beberapa ekor ayam sebagai syarat ritual yang dianggap cukup sakral bagi umat Hindu Kaharingan.

Tabuh pertama telah dilaksanakan sejak Jum’at (23/6), disusul tabuh kedua tanggal 24 Juni, dan berikutnya 25 Juni dan 26 Juni merupakan tabuh terakhir.

Diungkapkan Supardi, ritual tiwah menyedot dana yang cukup besar, karena itu pihaknya mengaku sangat dibantu dari dana aspirasi sebesar Rp 200 juta.

“Sumbangan dana aspirasi tersebut berasal dari Kabupaten Gunung Mas. Sebagian besar dana tersebut untuk membayar hewan korban berupa sapi dan kerbau yang sangat mahal harganya,” paparnya.

Harapannya, lanjut dia, pihaknya ke depan acara ritual tersebut tetap bisa terlaksana dan tertata, terjadwal lebih baik, pasalnya bisa menarik wisatawan lokal dan asing untuk melihatnya.(Drt/KPO-3)

Baca Juga :  RS Jiwa Kalawa Atei Siap Bersinergi Tangani Narkoba
Iklan
Iklan