BANJARMASIN, kalimantanpost.com – Tak selamanya seorang pemain meniti karier di sepakbola. Bila tak mengalami cedera, di usia 30-an akan ‘pensiun’, bahkan ada belum mencapai umur sudah gantung sepatu akibat cedera atau faktor lainnya.
Abal-abalnya masa depan pemain sepakbola sangat disadari betul oleh beberapa pemain Tim nasional Indonesia muda.
Sewaktu bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) disampaikan para pemain Timnas U-20 tentang kegundahan hati mereka tentang masa depannya.
Orang nomor satu Indonesia ini pun menawarkan solusi, salah satunya menjadi anggota Polri. Akhirnya, ada beberapa pemain yang tertarik menjadi polisi.
Ada delapan pemain timnas U-20 dan satu pemain Timnas U-22 yang mengikuti pendidikan Polri.
Para pemain tersebut adalah Daffa Fasya (Borneo FC, Muhammad Ferrari (Persija Jakarta), Kakang Rudianto (Persib Bandung), Frengky Missa (Persikabo 1973), Ananda Raehan (PSM Makassar), Dimas Pamungkas (Bhayangkara FC), Ginanjar Wahyu (Arema FC), Faiz Maulana (Bhayangkara FC) dan Rabbani Tasnim (Borneo FC).
“Ini bermula dari pak Presiden Jokowi yang waktu itu mengunjungi Timnas U-20 Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta. dari sans para pemain meminta adanya kepastian buat masa depannya, salah satunya menjadi polisi,” kata Sumardji, manajer timnas sepakbola Indonesia dikutif dari instagram timnasindonesiainfo, Selasa (26/7/2023).
Dari sana, kata dia, pemerintah langsung melanjutkan permintaan dari para pemain dan menawarkan ini kesemuanya mau atau tidak jadi polisi.
“Setelah itu ada delapan pemain dari Timnas U-20 Indonesia dan satu nama Timnas U-22 Indonesia yang mau jadi polisi,” ucap anggota Exco PSSI ini.
Kesembilan pemain ini harus absen selama lima bulan dari sepakbola dari sepakbola agar bisa fokus mengikuti pendidikan.
Otomatis akan absen di ajang Piala AFF U-23, Piala Asia 23 dan Asian Games 2023. (Mau/KPO-3)