Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
BanjarmasinTRI BANJAR

Ani Cahyadi:Demokrasi Sekarang Hanya Praktek, Meniadakan Skill dan Pikiran.

×

Ani Cahyadi:Demokrasi Sekarang Hanya Praktek, Meniadakan Skill dan Pikiran.

Sebarkan artikel ini
Hal 10 3 Klm Dsikusi
DISKUSI- Inilah kegiatan Diskusi “Pemilih Pemula Cerdas Memilih Informasi Pemilu dilaksanakan Banjarmasin Post bekerja sama dengan Bawaslu Kalsel. (KP/Ipul)

Generasi muda sekarang pun punya kekuatan the power media sosial yang kelebihan lain kaum milienal ini tidak percaya berita hoaks dan

kritis

Baca Koran

BANJARMASIN, KP – Ciri khas demokrasi itu adalah bebas mengeluarkan pendapat, kesamaan di depan umum, tidak tumpul ke atas dan tak

tajam ke bawah.

Menurut Prof Dr Ani Cahyadi Guru Besar UIN Antasari Banjarmasin dalam Ngobrol Santai (Ngobras) dengan tema Festival Demokrasi yang

dilaksanakan Banjarmasin Post bekerja sama dengan Bawaslu Kalsel, Selasa (8/8/2023), dalam demokrasi tiga harus dilaksanakan bersama-

sama, harus berpikir demokrasi, menghargai pendapat orang, kesetaraan, tidak memaksakan kehendak dan menempuh jalan kebenaran

“Kedua tentang skill dan ketiga dengan praktek dalam berdemokrasi,” papar sebagai nara sumber dalam Diskusi “Pemilih Pemula Cerdas

Memilih Informasi Pemilu”.

Namun, lanjut Ani, kecenderungan dalam demokrasi sekarang ini hanya praktek saja tapi meniadakan skill dan pikiran.

“Yang penting menang bagaimana caranya tidak masalah. Kedepannya generasi perlu ketiga dalam mencapai kekuasaan,” tegasnya.

Dikesempatan itu, Ani juga mengatakan generasi muda sekarang punya kekuatan the power media sosial. Kelebihan lain kaum milienal ini

tidak percaya berita hoaks dan kritis.

“Contohnya bila melihat foto cantik, pasti mereka tak percaya itu berita editan. Begitu juga dengan pemberitaan seputar pemilu,

generasi muda pasti tidak mau menerima mentah-mentah dan kritis membacanya,” tegasnya.

Ditambahkan Ani, mengingat generasi muda familiar dengan Sosmed, cara efektif menyampaikan tentang seputar pemilu lewat game

online.”Sambil games online mereka diajal berdiskusi, pasti itu lebih efektif,” ucapnya.

Dia menambahkan, generasi muda punya medsos tidak hanya satu, tapi lebih seperti twitter, facebook, instagram dan lain-lain.

Sementara itu, Ketua Bawaslu Kalsel, Aries Mardiono mengatakan pihaknya sangat senang banyak pihak turut serta mengedukasi masyarakat

Baca Juga :  Perlunya Revisi Perda Ketenagakerjaan Demi Melindungi hak Pekerja

pemilih pemula.”Pemilih pemula itu perlu banyak asupan informasi yang benar tentang pemilu.

Apa itu pemilu, apa yang dipilih, bagaimana cara memilih, siapa yang dipilih dan lain-lain,” tandas mantan wartawan salah satu media di

Kalsel ini.

Ditambahkan Aries, pengawas pemilu itu mendorong partisipasi masyarakat dalam turut mengawasi pemilu sehingga pemilu berjalan taat

aturan azas umum beba dan rahasia

Sementara itu, Pemimpin Redaksi Banjarmasin Muhammad Royan Naimi mengatakan kecenderungan anak muda sangat familiar dengan medsos.

“Media sosial sangat menarik selain informasi juga sebagai hiburan..Namun, bila tidak bisa mencermati, sering terselip berita-berita

hoax. Bila kita tidak jeli, bakalan terpengaruh dengan berita hoax,” ujar Royan.

Disini, lanjut dia, generasi muda perlu akses media mainstrem untuk memberikan informasi yang benar dan terverifikasi.

“Biasanya media mainstrem bila ada berita salah akan dikoreksi, beda dengan berita hoax tidak ada sama sekali,” tandasnya. (Mau/K-3)

Iklan
Iklan