Palangka Raya, KP – Meski Kota Palangka Raya mengalami deflasi sebesar – 0,01 persen yang disebabkan karena penurunan Indek harga konsumen (IHK) pada kelompok pengeluaran, pada umumnya Juli 2023 lalu mengalami inflasi sebesar 0,9 persen.
Hal itu dikemukakan oleh Kepala Badan Pusat Statistik Kalteng Eko Marsoro kepada media, di Palangka Raya, (1/8). Inflasi justru terjadi di Kota Sampit sebesar 0,26 persen, sehingga gabungan dua kota sebagai sampel IHK menjadi 0,9 persen.
Diakuinya, inflasi itu melandai jika dibandingkan bulan Juni lalu yang lebih tinggi dari angka tersebut, dan lebih rendah dari angka nasional yang mencapai 3,0 persen.
Dijelaskan penyebab naiknya inflasi pengaruh naiknya biaya pendidikan dengan angka 0,85 persen karena musim masuk sekolah baru awal tahun ajaran. Kontribusi penyebab lainnya, karena naiknya biaya rekreasi musim libur dengan angka 0,25 persen dan beberapa kelompok pengeluaran lainnya.
Untuk inflasi tahun kalender Juli 2023 – Desember 2022 gabungan Kota Palangka Raya-Samoit mencapai 1,63 persen, dan inflasi tahun ke tahun Juli 2022 ke Juli 2023 mencapai 3,19 persen.
Lima kelompok komoditas yang naik antara lain daging, ayam ras, udang basah, biaya Sekolah Menengah atas, rokok kretek, sewa rumah/barak, bawang putih dan.lainnya.
Sedangkan yang memberi sumbangan deflasi / penurunan harga antara lain tomat, kacang panjang, timun, sawi hijau, ikan nila, beras, bawang merah buncis dan kangkung.
Pada acara yang dihadiri perwakilan Instansi Pemerintah Provinsi dan Kota itu, Eko juga menjelaskan terkait perdagangan luar negeri Kalteng yang masih surplus lebih dari 400,juta dolar US, Nilai Tukar Petani, Indek gender dan hunian hotel baik bintang maupun non bintang yang naik signifikan.
Tidak ketinggalan terkait jumlah penerbangan pesawat udara dan jumlah penumpang serta barang yang diangkut, serta kunjungan kapal laut beserta pelabuhan yang dikunjungi. (drt/k-10)