Kadis Kominfo Santik Minta Masyarakat Berhati-hati Isu Hoax
PALANGKA RAYA, Kalimantanpost.com – Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) hampir setiap saat melaporkan isu-isu hoax kepada publik melalui medianya, MMC, agar masyarakat tidak termakan isu disinformasi itu.
Kadis Kominfo Santik Kalteng Agus Suswafu mengaku pentingnya hal itu disampaikan kepada publik guna mencegah penyebarluasan informasi yang salah atau tidak tepat, sekaligus sarana edukasi bagi masyarakat.
“Melalui penyampaian laporan atau rilis hoaks yang rutin kami lakukan, diharapkan masyarakat semakin selektif serta memahami bagaimana memilah setiap informasi yang diterima,” kata Kadis Kominfo Santik, Jumat (15/9/2023).
Tak dipungkiri, lanjut dia, perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat dan sangat cepat selain memberi banyak manfaat dan kemudahan, di sisi lain juga memberi dampak negatif.
Menurut Agus salah satu dampak negatif tersebut adalah kerap ditemuinya disinformasi maupun hoaks yang beredar di tengah publik tentang berbagai hal.
“Oleh karenanya mulai dari tingkat pusat yakni Kominfo, hingga kami di daerah baik Diskominfo provinsi maupun kabupaten dan kota, secara berkelanjutan terus melakukan upaya-upaya penanggulangan hoaks,” jelasnya.
Dia menjelaskan berbagai upaya tersebut di antaranya melalui edukasi dan sosialisasi secara langsung dengan menyasar pelajar, masyarakat umum, maupun lainnya dalam sebuah pertemuan, ataupun dengan memanfaatkan berbagai media sosial seperti tik tok, Instagram, FB dan lain-lain sebagai sarana edukasi kepada masyarakat.
Pihaknya juga bekerjasama dengan mengoptimalkan peran dari Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) di masing-masing daerah.
Dikemukakannya, guna mengidentifikasi hoaks, masyarakat di antaranya diminta berhati-hati apabila menemui produk informasi dengan judul provokatif sebab hoaks seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, bahkan bersifat bombatis.
“Kita berharap masyarakat ketika menerima setiap informasi, selalu mencermati alamat situsnya, cek fakta, cek keaslian foto maupun video, hingga mengikuti grup diskusi anti hoaks,” paparnya.(Drt/KPO-3)
